Tafsir QS. At Takatsur, ayat 1-8 Tafsir Ibnu Katsir (1)
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ
الْمَقَابِرَ (2) كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3) ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
(4) كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6)
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7) ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ
النَّعِيمِ (8)
Bermegah-megahan telah
melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak
kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu); dan janganlah begitu,
kelak kalian akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kalian mengetahui dengan
pengetahuan yang yakin, niscaya kalian benar-benar akan melihat neraka Jahim,
dan sesungguhnya kalian benar-benar akan melihatnya dengan 'ainulyaqin,
kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang
kalian megah-megahkan di dunia itu).
Allah SWT. berfirman, bahwasanya
kalian disibukkan oleh kecintaan kalian kepada duniawi dan kesenangannya serta
perhiasannya, sehingga kalian melupakan upaya kalian untuk mencari pahala
akhirat dan memburunya. Dan kalian terus-menerus sibuk dengan urusan duniawi kalian
hingga maut datang menjemput kalian dan kalian dimasukkan ke dalam kubur hingga
menjadi penghuninya.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي،
حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى الوَقار الْمِصْرِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدُ
بْنُ عَبْدِ الدَّايِمِ، عَنِ ابْنِ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ عَنِ الطَّاعَةِ، حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ حَتَّى يَأْتِيَكُمُ
الْمَوْتُ"
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah
menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada 2kami Zakaria ibnu
Yahya Al-Waqqad Al-Masri, telah menceritakan kepadaku Khalid ibnu Abdud Da-im,
dari Ibnu Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW.
pernah bersabda: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian dari ketaatan,
sampai kalian masuk ke dalam liang kubur (sampai maut datang menjemput kalian).
Al-Hasan Al-Basri mengatakan
sehubungan dengan makna firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan
kalian. (At-Takatsur: 1) Yakni dengan harta dan anak-anak.
Di dalam kitab Sahih Bukhari
dalam Bab "Raqa'iq' telah disebutkan hal yang sama dari Al-Hasan
Al-Basri. Dan disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Abul Walid, telah
menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Sabit, dari Anas ibnu Malik,
dari Ubay ibnu Ka'b yang mengatakan bahwa kami menganggap hal berikut termasuk
dari Al-Qur'an sebelum diturunkan firman-Nya: Bermegah-megahan telah
melalaikan kalian. (At-Takatsur: 1) Yang dimaksud adalah sabda Nabi SAW.
yang menyebutkan: Seandainya Anak Adam (manusia) mempunyai lembah emas.
dan seterusnya hingga akhir hadis.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ: سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ عَنْ مُطْرِّف
-يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الله بن الشخير-عن أبيه قَالَ: انْتَهَيْتُ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم وَهُوَ يَقُولُ: " أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ يَقُولُ ابْنُ آدَمَ: مَالِي مَالِي. وَهَلْ لَكَ مِنْ مَالِكَ
إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ
فَأَمْضَيْتَ؟ ".
Imam Ahmad mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami
Syu'bah, bahwa ia pernah mendengar Qatadah menceritakan dari Mutarrif ibnu
Abdullah ibnusy Syikhkhir, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ia sampai kepada
Rasulullah SAW. yang saat itu beliau SAW. sedang membaca firman-Nya: Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu. (At-Takatsur: 1) Lalu Rasulullah SAW. bersabda: Ibnu
Adam mengatakan, "Hartaku, hartaku.” Tiadalah bagimu dari hartamu selain
dari apa yang engkau makan, lain engkau lenyapkan; atau yang engkau pakai, lalu
engkau lapukkan; atau engkau sedekahkan, lalu engkau lanjutkan.
Imam Muslim, Imam Turmuzi, dan
Imam Nasai telah meriwayatkannya melalui jalur Syu'bah dengan sanad yang sama.
قَالَ مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ:
حَدَّثَنَا سُوِيدُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ، عَنِ
الْعَلَاءِ، عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَقُولُ الْعَبْدُ: مَالِي مَالِي؟ وَإِنَّمَا
لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثٌ: مَا أَكَلَ فَأَفْنَى، أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى، أَوْ
تَصَدَّقَ فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ"
Imam Muslim mengatakan di dalam
kitab sahihnya, bahwa telah menceritakan kepada kami Suwaid ibnu Sa'id, telah
menceritakan kepada kami Hafs ibnu Maisarah dari Al-Ala, dari ayahnya, dari Abu
Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda: Seorang
hamba mengatakan, "Hartaku, hartaku!" Padahal sesungguhnya tiada dari
hartanya selain tiga hal, yaitu apa yang telah dimakannya, lalu ia lenyapkan;
atau yang ia pakai, lain ia lapukkan, atau yang ia sedekahkan, lalu ia
lanjutkan. Sedangkan yang selain dari itu akan pergi dan akan ia tinggalkan
untuk orang lain.
Imam Muslim meriwayatkannya
secara munfarid melalui jalur ini.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا
الحُمَيدي، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ
بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ، سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَتْبَعُ
الْمَيِّتَ ثلاثةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ: يَتْبَعُهُ
أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ، وَيَبْقَى
عَمَلُهُ"
Imam Bukhari mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Al-Humaidi, telah menceritakan kepada kami Sufyan,
telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Bakar ibnu Muhammad ibnu Amr
ibnu Hazm yang telah mendengar dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa
Rasulullah SAW. telah bersabda: Ada tiga perkara yang mengiringi
keberangkatan mayat; maka yang dua perkara kembali, sedangkan yang satunya
menemaninya. Keluarganya, harta bendanya, dan amal perbuatannya mengiringinya;
maka kembalilah keluarga dan harta bendanya, dan yang tertinggal (bersamanya)
adalah amal perbuatannya.
Hal yang sama telah diriwayatkan
oleh Imam Muslim, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai melalui hadis Sufyan ibnu
Uyaynah dengan sanad yang sama.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ:
حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ شُعْبَةَ، حَدَّثَنَا قَتَادَةُ، عَنْ أَنَسٍ: أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "يَهْرَمُ ابْنُ آدَمَ
وَتَبْقَى مِنْهُ اثْنَتَانِ: الْحِرْصُ وَالْأَمَلُ".
Imam Ahmad mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Yahya, dari Syu'bah, telah menceritakan kepada kami
Qatadah, dari Anas, bahwa Nabi SAW. pernah bersabda: Ibnu Adam akan menua,
dan akan tetap menemaninya dua perkara, yaitu keinginan dan cita-cita.
Imam Bukhari dan Imam Muslim
telah mengetengahkannya di dalam kitab sahih masing-masing.
Al-Hafiz ibnu Asakir di dalam
biografi Al-Ahnaf ibnu Qais yang dijuluki Ad-Dahhak menyebutkan bahwa ia
meliliat seorang lelaki yang di tangannya memegang mata uang dirham, lalu ia
bertanya "Kepunyaan siapakah uang dirham ini?" Lelaki itu menjawab,
"Milikku." Maka Ad-Dahhak mengatakan, "Sesungguhnya uang dirham
itu adalah milikmu bilamana kamu belanjakan untuk hal yang mengandung pahala,
atau sebagai rasa ungkapan syukurmu." Kemudian Ad-Dahhak alias Al-Ahnaf
mengucapkan perkataan seorang penyair:
أَنْتَ لِلْمَالِ إِذَا أَمْسَكْتَهُ
... فَإِذَا أَنْفَقْتَهُ فَالْمَالُ لَكْ
Engkau ditunggangi oleh harta
jika engkau pegang dia, maka jika engkau belanjakan dia, berarti harta itu
adalah milikmu (bermanfaat bagimu).
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu
Usamah yang telah mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Saleh ibnu
Hibban, dari Ibnu Buraidah sehubungan dengan makna firman-Nya: bermegah-megahan
telah melalaikan kalian. (At-Takatsur: 1) Bahwa surat ini diturunkan
berkenaan dengan dua kabilah Ansar, yaitu Bani Harisah dan Banil Haris, mereka
saling membanggakan diri dengan kepemilikan mereka yang banyak. Salah satu
pihak mengatakan bahwa apakah di kalangan kalian terdapat orang yang semisal
dengan si Fulan bin Fulan dan si Fulan. Sedangkan pihak lain mengatakan hal
yang sama pula kepada lawannya. Mereka saling berbangga diri dengan orang-orang
yang masih hidup, kemudian mereka mengatakan, "Marilah kita berangkat menuju
kuburan." Lalu salah satu pihak mengatakan, "Apakah di kalangan
kalian terdapat orang yang seperti si Fulan," seraya mengisyaratkan kepada
kuburan seseorang. Dan pihak lainnya mengatakan hal yang sama seraya
mengisyaratkan ke kuburan lainnya. Maka turunlah firman-Nya: Bermegah-megahan
telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam kubur. (At-Takatsur:
1-2) Sesungguhnya telah ada bagi kalian suatu pelajaran dari apa yang kalian
lihat dan juga kesibukan.
Qatadah telah mengatakan
sehubungan dengan makna firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan
kalian, sampai kalian masuk ke dalam kubur. (At-Takatsur: 1-2) Dahulu
mereka mengatakan, "Kami lebih banyak daripada Bani Fulan, dan kami lebih
kuat daripada Bani Fulan," setiap hari mereka saling menjatuhkan yang
lainnya tanpa henti-hentinya. Demi Allah, mereka akan terus-menerus demikian
sehingga mereka semuanya masuk ke dalam kubur dan menjadi penghuninya.
Pendapat yang sahih menyebutkan
bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya: sampai kamu masuk ke dalam kubur. (At-Takatsur:
2) Yakni hingga kalian dikubur dan menjadi penghuninya, sebagaimana yang telah
disebutkan di dalam hadis sahih:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عليه وسلم دَخَلَ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْأَعْرَابِ يَعُودُهُ، فَقَالَ:
"لَا بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ". فَقَالَ: قُلْتَ: طَهُور؟!
بَلْ هِيَ حُمَّى تَفُورُ، عَلَى شَيْخٍ كَبِيرٍ، تُزيره الْقُبُورَ! قَالَ:
"فَنَعَم إِذًا"
bahwa Rasulullah SAW. mendatangi
seorang lelaki Badui dalam rangka menjenguknya, lalu bersabda: "Tidak
mengapa, insya Allah disucikan.” Lelaki itu menjawab, "Engkau katakan
disucikan, tidak sebenarnya yang kurasakan adalah demam yang mengguncangkan
seorang syekh (berusia lanjut) lagi sudah tua dan sudah dekat ke Liang
kuburnya.” Maka Rasulullah SAW. bersabda, "Kalau begitu, itu yang
terbaik.”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Muhammad
ibnu Sa'id Al-Asbahani, telah menceritakan kepada kami Hakkam ibnu Salim
Ar-Razi, dari Amr ibnu Abu Qais, dari Al-Hajjaj, dari Al-Minhal, dari Zur ibnu
Hubaisy, dari Ali yang mengatakan bahwa kami masih tetap meragukan tentang
adanya siksa kubur sebelum diturunkan firman-Nya: Bermegah-megahan telah
melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam kubur. (At-Takatsur: 1 -2)
Imam Turmuzi telah meriwayatkan
hadis ini dari Abu Kurajb, dari Hakkam ibnu Salim dengan sanad yang sama, lalu
Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah
menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Salamah ibnu
Daud Al-Irdi, telah menceritakan kepada kami Abul Malih Ar-Ruqiy, dari Maimun
ibnu Mahran yang mengatakan bahwa ketika aku sedang duduk di hadapan Khalifah
Umar ibnu Abdul Aziz, maka ia membaca firman-Nya: Bermegah-megahan telah
melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam kubur. (At-Takatsur: 1-2)
Maka dia diam sebentar, lalu berkata, "Hai Maimun, tiadalah kulihat 2kuburan itu melainkan dalam ziarahku, dan sudah merupakan keharusan bagi orang
yang berziarah kembali ke tempat tinggalnya." Abu Muhammad menjelaskan
bahwa makna yang dimaksud dengan kembali ke tempat tinggalnya ialah ke surga
atau ke neraka.

Tidak ada komentar: