Hadits ke-2 dari 158, BAB 16. PERINTAH MEMELIHARA AMALAN SUNNAH DAN ADAB-ADABNYA, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN

Hadits ke-2 dari 158, BAB 16. PERINTAH MEMELIHARA AMALAN SUNNAH DAN ADAB-ADABNYA, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN



عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بِنْ سَارِيَةَ رضي الله عنه قَالَ: وَعَظَنَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَوْعِظَةً بَلِيْغَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُبُ, وَذَرَفَتْ مِنْهِا الْعُيُونُ, فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللهِ, كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ, فَأَوْصِنَا, قَالَ:” أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ, وَالسَّمْعِ وَالطَّاعةِ, وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ, فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا, فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّينَ, عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ, وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ, فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةً ضَلاَلَةٌ.” رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ, وَقَالَ:حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.

التواجذ: بالذال المعجمة: الانياب، وقيل الاضراس


158. Dari Abu Najih Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan nasehat kepada kami dengan sebuah nasehat dengan penyampaian yang menyebabkan hati bergetar dan air mata berlinang, lalu kami berkata: ‘Ya Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, maka berilah kami wasiat. Beliau SAW bersabda: ”Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang budak Habasyi. Dan sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, dan hati-hatilah kalian dari perkara baru yang diada-adakan, karena setiap bid`ah adalah sesat.” HR. Tirmidzi dan dia berkata bahwa hadits ini hasan shahih

An Nawaajidhu: dengan huruf dzal bertitik: gigi taring, dikatakan juga: gigi geraham


HR. Abu Daud Fii Sunnahi (Bab Luzumis Sunnah) Wa Tirmidzy Fii Ilmi (Bab Maa Jaa'a fiil akhdzi fii sunnahti wajtinaabul bid'ati) raqm 2678


Lughatul Hadits:

- Mauidhatu: dari kata al wa'idhu: yaitu nasehat dan mengingatkan dengan dampak akibatnya.

- Balighatun: penyampaian yang menyentuk hati dan membekas

- wajilat: bergetar dengan rasa takut 

- Dzarafat: mengalir

- Mauidhatu muwaddi':para sahabat menganggap penyampaiannya membuat mereka khawatir dan takut akan terjadi apa yang diucapkan (Oleh Nabi SAW)

- Bidh'ah: secara bahasa diamalkan tanpa ada contoh (dari Nabi SAW) dna secara istilah: apa yang disampaikan menyelisihi perintah syariat.

- Dhalalah: jauh dari kebenaran, karena yang benar sesuai syariah, maka yang tidak merujuk ke kepada kebenaran adalah sesat.


Faidah Hadits:

- Perintah untuk bertaqwa kepada Allah Ta'ala, yaitu menjalankan semua perintah syariah dan menjauhi larangannya.

- Perintah untuk menaaati pemimpin selama mengajak ketaatan kepada Allah SWT tanpa mengajak berbalik ke bentuknya yang khusus (terdapat kemaksiatan),melainkan sesuai dengan apa yang telah sampaikan oleh Rasulullah SAW tentang hamba yang memberi contoh tanpa pemaksaan (keteladanan). jika tidak demikian maka kepemimpinan tidak sah.

- Informasi tentang hal ghaib (hal yang belum terjadi) dan ini merupakan mukjiz
at Nabi SAW dimana terjadi perselisihan kaum muslimin hingga berbagai kelompok yang sangat banyak.

- Khulafaur Rasyidin mereka itu adalah Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali ra, dan para sahabat yang mengikuti mereka di periode awal (islam), karena kelebihan keilmuan mereka tentang sunnah dan sikap wara' mereka dalam menjalankan agama.

- sesungguhnya tercelanya (amal ibadah) yang bidh'ah (hal baru) bukan sekedar kata yang dibuat-buat atau bidh'ah, melainkan pelanggaran agama dan bertentangan dengan atran-aturan yang terkait dengannya.


Hadits ke-2 dari 158, BAB 16. PERINTAH MEMELIHARA AMALAN SUNNAH DAN ADAB-ADABNYA, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Hadits ke-2 dari 158, BAB 16. PERINTAH MEMELIHARA AMALAN SUNNAH DAN ADAB-ADABNYA, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Reviewed by sangpencerah on Januari 01, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar: