Sifat Dasar Setiap Manusia?
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk (kondisi)
yang sebik-baiknya. Dan diciptakan dengan membawa manfaat bagi kehidupan dunia
seisinya sampai akhir zaman. Dengan penciptaan yang kekinian itu manusia
diharapkan dapat memfungsikan seluruh potensi yang ada pada dirinya. Bukan
sebaliknya yaitu bermalas-malasan, padahal waktu, masa dan tanda tanda alam
yang lainnya akan berubah dan bergerak. Karena tanda seseorang masih hidup
ketika pada dirinya ada gerakan, dan jika tanpa gerakan, maka ibaratnya seprti
mayat tak bernyawa.
Seringkali kita merasa sangat malas untuk melakukan aktivitas
sehari-hari yang pada akhirnya membuat pekerjaan kita tertunda. Menunda
pekerjaan sama saja membuat pekerjaan tersebut menumpuk sehingga rasa malas pun
akan bertambah. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas kita sebagai seorang
aparatur sipil negara. Malas adalah salah satu perilaku yang harus dihindari.
Cara yang dapat dilakukan agar terhindar dari rasa malas adalah dengan membaca
doa. Pasalnya perasaan malas bisa tiba-tiba muncul dan menghambat aktivitas dan
beribadah. Untuk itu, doa agar tidak malas dapat dipanjatkan seorang muslim
kepada Allah SWT.
اَللَّÙ‡ُÙ…َّ اِÙ†ِّÙ‰ اَعُÙˆْذُ بِÙƒَ
Ù…ِÙ†َ الْÙ‡َÙ…ِّ ÙˆَالْØَزَÙ†ِ Ùˆَاَعُوذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْعَجْزِ ÙˆَالْÙƒَسَÙ„ِ Ùˆَاَعُوذُ
بِÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْجُبْÙ†ِ ÙˆَالْبُØ®ْÙ„ِ Ùˆَاَعُوذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†ْ غَÙ„َبَØ©ِ الدَّÙŠْÙ†ِ ÙˆَÙ‚َÙ‡ْرِ
الرِّ جَالِ
“Ya Tuhanku, aku berlindung pada-Mu dari
rasa bimbang serta rasa sedih ataupun kecemasan, aku berlindung pada-Mu dari
rasa lemah serta kemalasan, aku berlindung pada-Mu dari sifat pengecut serta kebakhilan,
dan aku berlindung pada-Mu dari beban hutang serta tekanan orang-orang
(jahat).”
Sifat/Rasa malas (الْÙƒَسَÙ„ِ) adalah kondisi ketika
seseorang tidak mau atau kurang semangat untuk melakukan sesuatu. Malas bisa
disebabkan oleh berbagai hal, seperti: kurang motivasi, kurang disiplin diri,
kurang kecakapan dalam mengatur waktu.
Rasa malas sering dikaitkan dengan prokrastinasi (menunda-nunda) dan
idleness (berdiam diri tanpa melakukan apa-apa). Adapun pengertian malas dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Malas juga
dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana seseorang menghindari pekerjaan
yang seharusnya dapat dikerjakan dengan potensi dan energi yang dimiliki. Rasa
malas jika dibiarkan saja akan susah dihilangkan dan akan berubah menjadi
karakter. Tanpa disadari hal ini akan membuat hilangnya kepercayaan seseorang
karena tidak dapat bertanggung jawab terhadap sesuatu hal pekerjaan sehingga
memunculkan stigma buruk oleh orang lain. Pada akhirnya seorang yang pemalas
akan sering mengalami kegagalan.
Menurut hasil penelitian dalam British Journal of Sports Medicine, Dr. Richard Weiler
mengatakan bahwa kemalasan harus mulai dikategorikan sebagai penyakit. Malas
berkepanjangan berdampak kepada penyakit berbahaya seperti obesitas, diabetes
dan hipertensi, sehingga bisa disimpulkan bahwa malas adalah sumber penyakit.
Merilis informasi
yang didapat melalui Live Science, sejumlah peneliti dari Oxford University
sudah melakukan penelitian dengan menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI),
alat yang menunjukkan gambaran belahan otak manusia. Penelitian ini bertujuan
untuk meneliti motivasi dan rasa malas. Hasil scan menunjukkan bahwa ketika
orang memutuskan untuk melakukan sesuatu atau ingin berkegiatan, area premotor
pada otak akan menyala dan titik lain di otak yang mengendalikan gerakan di
tubuh akan menjadi aktif. Area premotor merupakan area otak yang penting,
karena menuntun gerakan kita dan mengendalikan otot besar dan proksima dari
tubuh.
Biasanya yang terdapat pada orang yang malas, area premotor pada otak tidak menyala
sehingga tidak memunculkan sinyal ke otot besar dan proksima di tubuh. Koneksi
otak yang menghubungkan “keputusan untuk melakukan sesuatu” menjadi sebuah
tindakan menjadi tidak efektif pada orang yang malas, sehingga muncul rasa
malas bergerak, lelas dan lemas karena otak harus melakukan upaya lebih keras
untuk mengubah keputusan yang diambil menjadi tindakan untuk bergerak, karena hidup adalah gerakan, dan mati
adalah diam.
Empaat belas setengah abad yang silah melalui agama Islam, disiplin dan produktivitas memiliki peran penting
dalam mencapai kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Sifat malas atau
kemalasan adalah musuh utama dalam menggapai tujuan-tujuan ini. Kemalasan dapat
menghalangi kemajuan spiritual dan materi kita, serta menghambat perkembangan
pribadi secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk
menjauhkan diri dari sifat malas agar dapat hidup dalam kepatuhan kepada Allah SWT
dan mencapai keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan mengamalkan
prinsip-prinsip ini, seseorang dapat mengatasi rasa malas dan mencapai potensi
penuh dalam melayani Allah SWT dan masyarakat.
1. Menumbuhkan
sekaligus meningkatkan kesadaran spiritual
dengan melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang menguatkan hubungan kita
dengan Allah SWT. Ini bisa meliputi melakukan ibadah dengan penuh kesadaran,
seperti salat, membaca Al-Qur'an, dzikir, dan berdoa. Selain itu, juga penting
untuk melibatkan refleksi diri dan introspeksi. Dalam Islam, kita diajarkan
untuk merenungkan tindakan dan niat kita. Dengan melakukan introspeksi, kita
dapat mengidentifikasi sifat malas dalam diri kita sendiri dan mencari solusi
untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian, meningkatkan kesadaran
spiritual akan memberikan kekuatan dan motivasi untuk melawan sifat malas dan
berusaha menjadi pribadi yang produktif dan kreatif.
2. Konsistensi
dan Menetapkan tujuan yang jelas dan
spesifik dapat membantu kita mengarahkan energi dan waktu kita dengan lebih
efektif. Ketika kita memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang ingin kita
capai, kita dapat membuat rencana dan strategi yang tepat untuk mencapainya.
Tujuan yang spesifik juga membantu kita memperoleh motivasi dan semangat yang
diperlukan untuk mengatasi tantangan dan hambatan yang mungkin muncul di
sepanjang perjalanan. Dengan menetapkan tujuan yang seimbang antara aspek
spiritual dan material, kita dapat menjaga keseimbangan hidup yang baik dan
mendorong diri kita untuk terus berusaha mencapai tujuan-tujuan tersebut.
3. Mengorganisir
dan mengatur jadwal dan waktu dengan
bijak adalah dengan mengalokasian waktu untuk berbagai kegiatan penting,
termasuk ibadah, pekerjaan, belajar, istirahat, dan berbagai tanggung jawab
lainnya. Dalam Islam, shalat adalah salah satu ibadah yang harus dikerjakan
pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu, penting untuk menyusun jadwal
harian yang mempertimbangkan waktu-waktu salat agar kita dapat melaksanakan
kewajiban tersebut dengan tepat waktu. Selain itu, kita juga perlu mengatur
waktu istirahat yang cukup untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental.
4. Mengaplikasikan
dan menerapkan amalan-amalan sunnah
dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu cara yang efektif untuk
menjauhkan diri dari sifat malas dalam Islam. Amalan-amalan sunnah merujuk pada
tindakan dan praktik yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai contoh
teladan yang sempurna.
Demikianlah cara untuk menghidupkan amalan-amalan sunnah, kita dapat meningkatkan ketakwaan,
mendapatkan keberkahan, dan menghindari sikap malas yang tidak produktif.
Misalnya, melaksanakan salat tahajud atau salat sunnah rawatib di samping salat
fardhu, berpuasa sunnah, membaca Al-Qur'an setiap hari, berdoa dan berzikir
secara rutin.
اللَّÙ‡ُÙ…َّ Ø¥ِÙ†ِّÙ‰ Ø£َعُوذُ بِÙƒَ
Ù…ِÙ†َ الْÙƒَسَÙ„ِ، ÙˆَØ£َعُوذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْجُبْÙ†ِ، ÙˆَØ£َعُوذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْÙ‡َرَÙ…ِ،
ÙˆَØ£َعُوذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْبُØ®ْÙ„
"Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa
malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, dan aku aku berlindung
kepada-Mu dari pikun, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat pelit."
Do’a sebagai senjata orang beriman, apapun masalah dalam
kehidupan ini jangan sampai lupa untuk berdo’a kepad Allah SWT. Dengan menerapkan amalan-amalan sunnah ini, kita akan meningkatkan
hubungan kita dengan Allah SWT dan mendapatkan keberkahan dalam segala hal yang
kita lakukan. Amalan-amalan sunnah juga memberikan orientasi spiritual yang
kuat dan memotivasi kita untuk terus berusaha dan menghindari sikap malas, karena mengantarkan seseorang pada
kebodohan, dan kesulitan dalam hidupnya.

Tidak ada komentar: