PENGHANCUR KEBAIKAN DAN KEHARMONISAN

PENGHANCUR KEBAIKAN DAN KEHARMONISAN

 Oleh. Ust. Dr. Munawir Kamaluddin, M.Ag

Kaprodi PGMI UIN Makasar


 

Mengutip perkataan bijak;

“Bagi setiap kenikmatan, tentu ada yang iri”

Salah satu sifat  yang jarang disadari dan sulit dihilangan oleh kebanyakan manusia adalah dengki dan sejenisnya. Dengki atau Hasad adalah perasaan tidak senang atau iri hati terhadap kenikmatan atau keberuntungan yang dimiliki orang lain, yang dimotivasi oleh keinginan agar kenikmatan tersebut hilang dari orang lain dan tau pindah pada dirinya. Hasad adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya bagi kehidupa manusia, karena itu maka Islam melarang bagi pemeluknya untuk memilikisifat ini.

Tentu kita tahu bahwa dengki atau hasad merupakan perasaan negatif yang mendalam, yang tidak hanya menginginkan kenikmatan orang lain hilang, tetapi juga berharap kenikmatan tersebut berpindah pada dirinya. Dalam kontek ini Islam menganjurkan untuk menghindari penyakit Hasad karena dapat merusak hubungan antar manusia dan menghancurkan amal kebaikan seseorang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW menyebut dengan jelas agar siapapun menghindari penyakit hati ini:”Jauhkanlah dirimu dari hasad (dengki) karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (HR. Abu Dawud)

Agama Islam mengajarkan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT dan supaya untuk mendoakan kebaikan bagi orang lain, bukan sebaliknya. Supaya manusia sadar dan memahami lebih dalam, kita perlu melihat akar kata dari bahasa Arab yang membentuk kata hasad ini. Apa sebenarnya Diksi Hasad  dalam bahasa Arab. Kata Hasad terdiri dari tiga huruf akar: (ha), (sin), dan (dal).  Dan akar kata ini memberikan makna dasar yang penting untuk dipahami secara istilah yaitu;

Huruf (Ha) ini sering kali menunjukkan sesuatu yang bersifat emosional dan mendalam. Dalam konteks hasad, ini merepresentasikan perasaan yang kuat dan membara di dalam hati. Huruf (Sin) ini mengisyaratkan pergerakan atau perubahan. Hal Ini menunjukkan bahwa perasaan hasad tidak statis; perasaan ini terus berkembang dan mempengaruhi pikiran serta tindakan seseorang. Huruf (Dal) ini menandakan kedalaman atau intensitas. Dalam hasad, perasaan dengki ini tidak dangkal tetapi sangat mendalam dan intens.

Secara Istilah dapat didefinisikan sebagai berikut;

Dalam  konteks syariat, hasad dapat diartikan sebagai berikut:

"Keinginan agar nikmat yang dimiliki oleh orang yang didengki hilang dan berpindah kepada orang yang hasad." Jadi Hasad adalah perasaan di mana seseorang menginginkan agar kenikmatan atau kelebihan yang dimiliki oleh orang lain hilang atau berpindah kepada dirinya. Allah SWT. berfirman: "Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad dan pengikutnya) karena karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka?" (QS. An-Nisa';4:54)

Ayat ini menunjukkan bahwa hasad adalah perilaku yang tidak disukai oleh Allah SWT dan bertentangan dengan ajaran Islam.

Bahkan Rasulullah  SAW. Pada Hadits di atas menggambarkan bahaya dari sifat hasad yang bisa merusak amal kebaikan seseorang.

Dengan demikian apa sebenarnya yang menjadi Penyebab Hasad terus terjadi dalam kehidupan manusia baik yang beriman maupun yang tidak beriman, sehingga membangun kehidupan masyarakat menjadi kurang harmonis? Diantara penyebab sifat ini yaitu;

1.     Kebencian dan Permusuhan:

Hasad sering kali muncul dari sikap kebencian atau permusuhan terhadap orang lain. Rasulullah SAW berpesan"Janganlah kalian saling mendengki, saling membenci, saling berpaling, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR. Muslim)

2.     Ambisi dan Keserakahan:

Keinginan untuk memiliki apa yang dimiliki orang lain bisa memicu hasad. Dalam hal ini Allah SWT berfirman;   "Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nisa';4:32)

3.     Kurangnya Keimanan:

Ketidakmampuan untuk bersyukur dan menerima ketentuan Allah SWT dapat menimbulkan hasad. Padahal ayat dan hadits cukup banyak tentang balasan bagi yang pandai bersyukur, salah satu firman  Allah SWT; Berkat rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang agar kamu beristirahat pada malam hari, agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari), dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.(QS.al-Qashash;41:73) QS.2:152, 14:7, 16:18, 17:3, 31:12, 34:13, 45:65, 93:11. Begitu juga dengan nasehat Rsulullah SAW. “Jika engkau tidak mampu membalasnya maka doakan dia hingga engkau merasa bahwa engkau telah mensyukuri kebaikan tersebut, karena sesungguhnya Allah SWT sangat cinta kepada orang-orang yang bersyukur,” (HR Abu Dawud). Karena itu mari kita perbanyak bersyukur kepada Allah SWT atas semua keikmatan yang telah dirasakan dalm kehidupan ini.

4.     Pengaruh Lingkungan:

Lingkungan sosial yang tidak sehat dapat mempengaruhi seseorang untuk merasa iri dan dengki.   "Dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar." (HR. Abu Dawud)

 

Di samping penyebab hadirnya sifat hasan di atas, kita juga harus memperhatikan ciri-ciri dari sifat hasad. Diantaranya adalah;     

1.     Merasa Tidak Senang:

Tidak merasa senang ketika melihat orang lain mendapatkan nikmat.   "Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki." (QS. Al-Falaq;113:5)

2.     Gosip Berkepanjangan:

Sering kali membicarakan keburukan atau kekurangan orang yang ia dengki.
Rasulullah SAW bersabda:    "Janganlah kalian saling mendengki, saling membenci, saling berpaling, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR. Muslim)

3.     Bangga pada Kebaikannya:

Menghindari memberikan pujian atau pengakuan terhadap kebaikan orang lain.   Menghindari kebaikan yang telah atau sedang dilakukan, suapya terhindar dari sifat berikutnya yaitu Ujub  yaitu perasaan kagum terhadap diri sendiri, merupakan salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya dalam Islam. Ujub dapat merusak amal ibadah dan membawa pada kesombongan. Dalam Islam, terdapat berbagai bentuk Ujub yang dapat muncul dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu Rasulullah SAW berpesan; Tiga hal yang membinasakan: kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang terhadap dirinya sendiri (Ujub)” (HR. Thabrani)

4.     Tindakan Blokade:

Berusaha untuk menghalangi atau merusak kenikmatan yang dimiliki orang lain.   "Jauhilah oleh kalian sifat dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar." (HR. Abu Dawud)

 

     Sebagai seorang muslim, sifat ujub harus kita bersihkan dari hati kita. Seorang muslim harus menyadari bahwa Allah-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah-lah yang memberi kita kelebihan dan Allah-lah yang menentukan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini. Dalam diri kita hendaknya selalu ada sifat tawadhu’ atau rendah hati dan tidak merasa lebih baik dari orang lain. Orang mukmin adalah mereka yang selalu rendah hati dan menghargai manusia lainnya, seperti firman Allah SWT berfirman:

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.”(QS al-Furqan;25:63).

 

Marilah kita lihat kembali diri ini, adakah tanda-tanda sifat ujub, hasad dan dengki pada diri kita? Dan apakah kita akan terus memliharanya atau akan memulai untuk memperbaikinya? Pertanyaan ini hanya diri kita dan Allah-lah yang mengetahui jawabannya. Semoga kita termasuk pribadi muslim yang senantiasa memperbaiki diri dan dijauhkan dari sifat-sifat tercela tersebut. Demikian juga halnya dengan sifat Ujub, sangatlah merugikan pemiliknya, karena dengan sifat Ujub ini kebaikan yang kita lakukan secara sembunyi maupun terang-terangan akan hilang tanpa bekas pada dirinya, dan tentu merugi di kehidupan akhirat kelak. Dengan katalain bahwa sifat Ujub sekalipun tidak merugikan orang lain, tentu dirinya sendiri yang rugi. Misal; seseorang yang rajin beribadah, bershadaqah dan beramal shaleh lainnya, tapi dia merasa bangga pada dirinya sendiri karena berhasil melakukan perintah agama dengan baik.karena dia merasa bisa melakukannya, secara tidak langsung mengatakan bahwa orang lain belum tentu bisa! Wallahu a’lam bish shawwab.



PENGHANCUR KEBAIKAN DAN KEHARMONISAN PENGHANCUR KEBAIKAN DAN KEHARMONISAN Reviewed by sangpencerah on Desember 05, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar: