Hadits ke-4 dari 156, BAB 15. MENJAGA AMAL SHALEH, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
Hadits ke-4 dari 156, BAB 15. MENJAGA AMAL SHALEH, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
عَنْ عائشة رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَاتَتْهُ الصَّلاةُ مِنَ اللَّيْلِ مِنْ وَجَعٍ أَوْ غَيْرِهِ ، صَلَّى مِنَ النَّهَارِ ثِنْتَيْ عَشرَةَ رَكْعَةً . رَوَاهُ مُسْلِمٌ .
156. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terlewat shalat malam karena sakit atau yang lainnya, maka beliau (meng-qadha) shalat tersebut pada waktu siang hari sebanyak dua belas rakaat.” HR. Muslim.
HR. Muslim fiil musaafiriin, ( Bab Jaama'a shalatal laili, wa man naama 'anhu aw maradha)
Faidah Hadits:
-Barang siapa meninggalkan wiridnya (shalat sunnahya) karena ada udzur, maka sebaiknya menggantinya di waktu setelahnya, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi SAW,
-Ini adalah sebagai dalil dibolehkannya mengqadha shalat-shalat nawafil (sunnah)

Tidak ada komentar: