HIDUP BERKEMAJUAN SEBELUM AJAL TIBA

HIDUP BERKEMAJUAN SEBELUM AJAL TIBA
Oleh. Ust. Muchammad Arifin, M.Si
Ketua LDK PPM

 

Setiap langkah dalam kehidupan kita ini merupakan tahapan proses pengisian amal kita yang akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah SWT. Karena pada hari kiamat kelak, akan dihadapkan pada seluruh manusia sebuah timbangan sebagai standarisasi dari seluruh amal-amal kita selama hdup di dunia ini, sesuai firman Allah SWT; Menurut Arifin, ada empat tahap menuju hidup bermakna. Barang siapa yang berat timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang mendapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah mereka yang merugikan diri sendiri, dan mereka kekal di neraka Jahannam (QS. al-Mu’minun;23;102-103), selebihnya bisa juga di lihat ada ayat-ayat lain; misalnya tentang mizan;

 

 

وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا  وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ

 

 

Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan (QS. al-Anbiya’;21;47)

  

وَٱلْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ ٱلْحَقُّ  فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُولَٰئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُولَٰئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا بِـَٔايَٰتِنَا يَظْلِمُونَ

 

Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami (QS. al-A’raf;7;8-9),

 

dan juga dapat dilihat pada ayat ini.

  

فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥفَهُوَ فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥفَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٌوَمَا أَدْرَىٰكَ مَا هِيَهْ نَارٌ حَامِيَةٌ

 

Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (QS. al-Qari’ah;101;6-11)

 

dari beberapa ayat di atas, dapat kita terapkan dalam kehdupan ini sebagai sebuah perenungan perjalanan hidup yang telah dilewati dan yang akan datang, dalam situasi apapun kita harus optimis dan dinamis, karena pada akhirnya kita akan kembali kepada Sang Pencipta yakni Allah SWT. Untuk mewujudkan hal di atas maka diperlukan terubosan dan kiat-kiat yang tepat dalam meraih kebahagian dan ketenangan hidup, diantaranya;

1. Selalu bersyukur. Karena dengan bersyukur, maka Allah SWT  akan menambah nikmat-Nya. Dengan bertambahnya nikmat, maka hidup akan selalu tentram,” Untuk menguatkan pernyataannya ini, kita kembali kepada alqur’an sebagai kitab suci kaum muslimin yaitu;

 

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ  .


Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumatkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim;14:7)

Artinya bahwa sejatinya kebersyukuran tidak hanya menambah nikmat, namun sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban seorang hamba. Hal ini karena syukur merupakan perintah Allah SWT, sebagaimana tertera pada ayat lain:

 

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔا وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ 

 

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (QS.an-Nahl;16:78)

 

Sebagai sikap perenungan dari ayat di ayat, bahwa diri kita keluar dan lahir ke dunia ini dalam kondisi tidak membawa dan tidak mengetahui apa-apa. Faktanya diri kita setelah menjalani kehidupan dunia ini, dapat memiliki dan memperoleh banyak kenikmatan yang tidak terhitung dengan cara berikhtiyar, bahkan jika ingin menghitungpun maka tidak akan mampu menghitungnya. Kenimmatan yang seringkali terlupakan adalah kenikmatan sehat dan kesempatan, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yaitu, ada 2 kenikmatan yang sering kali dilupakan/ tidak disadari oleh kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan kesempatan  (HR. Muslim) misalnya; jika kita sedang dalam kondisi sehat, maka manfaatkan untuk kebaikan, dan jika kita diberi kesempatan maka jangan menunda-menunda untuk berbuat kebaikan.

2. kedua untuk menjadikan hidup seseorang lebih bermakna ialah menyadari tujuan hidup. Ia pun mengingatkan bahwa tujuan manusia diciptakan hanyalah untuk menyembah kepada Allah. Hal ini sesuai dengan ayat al-qur’an

 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ.

 

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS.adz-Dzariyat;51;56)

“Hidup dan mati itu ada yang atur. Hidup tidak terjadi dengan sendirinya. Demikian juga kematian Hidup itu memiliki tujuan. Hidup bukan ada dengan sendirinya dan mati dengan sedirinya,” dan hal ini sudah tersurat dalam al-qur’an, bahwa dalam perjuangan hidup sangatlah terbatas sekaligus mengingatkan kita bahwa perjalanan hidup manusia sangatlah singkat. Kata Imam al-Ghazali bahwa perumpamaan hidup ini seperti orang yang sedang melakukan pengembaraan ke suatu tempat dan akan kembali lagi ke tempat semula.

3. Setelah kita memahami dan menyadari diri sebagai hamba Allah SWT, maka selanjutnya manusia bisa memberi manfaat bagi orang lain,” Sebagaimana pesan Rasulullah SAW kepada kita semua sebagai umatnya;

 

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

 

“Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya ,” (HR Ahmad).

Jika kita ingin menjadi manusia terbaik di dunia ini, maka tebarkan kebaikan dan manfaat pada orang lain sesuai semampu kita, dan apa saja kebaikan itu dari apa yang kita miliki, bisa berupa pikiran, ilmu, tenaga dan materi, sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah SWT yang melekat pada diri kita. 

4. Supaya hidup kita berkualitas dan bermakna maka jangan lupa lakukan ikhtiar, sambil berdo’a dan bersikap tawakkal,

Salah satu ikhtiyar kita dalam menentukan seorang pemimpin bangsa tercinta ini yang sudah dilaksanakan 2 hari yang lalu, maka setelah melakukan ikhtiyarnya, kita harus berdo’a agar apa yang telah kita tentukan menjadi sebuah penentuan terbaik untuk umat dan bangsa ini. Setelah semuanya kita lalui, maka yang terakhir kita harus bertawakkal kepada Yang memiliki kuasa untu mengatur isi alam ini, sebagaimana firmanNya;......Apabila engkau sudah membulatkan tekat, maka selebihnya gantungkan atau pasrahkan kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertawakkal  (QS. Ali-‘Imran;3;159). Karena dengan bertawakkal penuh kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan memenuhi semua kebutuhan kita semua di dunia ini.

 

PENUTUP

Sebagai sebuah perenungan bahwa Seluruh amal yang telah tercatat lengkap dalam buku catatan amal perbuatan, setiap manusia menerima dan memiliki buku yang di dalamnya ada catatan lengkap tanpa celah sedikitpun. Semua perbuatan buruk akan mendapat hukuman, dan semua perbuatan baik akan mendapatkan balasan yang baik pula pada hari itu.

ketika proses penghitungan amal telah selesai dan hasilnya telah tercatat di dalam buku catatan amal, pada saat itulah dapat dilihat bahwa catatan kebaikan seseorang sudah bertambah, atau catatan keburukannya yang bertambah atau kedua-keduanya bertambah.

 

Saat proses penimbangan amal perbuatan selesai maka barulah buku catatan amal disesuaikan dan dibagi-bagikan. Cara manusia menerima buku catatan amal ini sesuai dengan apa yang telah diperbuat selama hidup di dunia.

ilustrasinya Ada manusia yang menerima buku catatan itu dengan tangan kanan. Ada yang menerima buku catatan itu dengan tangan kiri. Ada pula yang menerimanya dari balik punggungnya. Semoga Allah SWT menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang menerima buku catatan amal perbuatan dengan tangan kanan, sebagaimana yang dijanjikan Allah SWT dalam firmanNya.

 

 

HIDUP BERKEMAJUAN SEBELUM AJAL TIBA HIDUP BERKEMAJUAN SEBELUM AJAL TIBA Reviewed by sangpencerah on Februari 15, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar: