Tafsir QS. Al-'Adiyat, ayat 6-11 Ibnu Katsir

Tafsir QS. Al-'Adiyat, ayat 6-11 Ibnu Katsir



إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ (6) وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ (7) وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ (8) أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ (9) وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ (10) إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ (11)


Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka apakah diat tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.

Firman Allah SWT:

إِنَّ الإنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ


sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya. (Al-'Adiyat: 6)


Inilah subjek sumpahnya, dengan pengertian bahwa sesungguhnya manusia itu benar-benar mengingkari nikmat-nikmat Tuhannya.

Ibnu Abbas, Mujahid, Ibrahim An-Nakha'i, Abul Jauza, Abul Aliyah, Abud Duha, Sa'id ibnu Jubair, Muhammad ibnu Qais, Ad-Dahhak, Al-Hasan, Qatadah, Ar-Rabi' ibnu Anas, dan Ibnu Zaid telah mengatakan bahwa al-kanud artinya pengingkar. Al-Hasan mengatakan bahwa al-kanud artinya orang yang mengingat-ingat musibah dan melupakan nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadanya.


Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah, dari Israil, dari Ja'far ibnuz Zubair, dari Al-Qasim, dari Abu Umamah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya. (Al-'Adiyat: 6)


Beliau bersabda, bahwa al-kanud artinya orang yang makan sendirian dan memukul budaknya serta menolak kehadirannya. Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkannya pula melalui jalur Ja'far ibnuz Zubair, tetapi dia orangnya tidak terpakai hadisnya, dan sanad hadis ini lemah. Ibnu Jarir telah meriwayatkannya pula melalui hadis Hirriz ibnu USmam, dari Hamzah ibnu Hani', dari Abu Umamah secara mauquf.


Firman Allah SWT.:

وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ


dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya. (Al-'Adiyat: 7)


Qatadah dan Sufyan As-Sauri mengatakan bahwa sesungguhnya Allah benar-benar menyaksikan hal tersebut. Dapat pula ditakwilkan bahwa damir yang ada merujuk kepada manusia, ini menurut Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi. Dengan demikian, berarti maknanya ialah sesungguhnya manusia itu benar-benar menyaksikan sendiri (mengakui) akan keingkaran dirinya melalui sepak terjangnya, yakni terlihat jelas hal itu dari ucapan dan perbuatannya, sebagaimanayangdisebutkan dalam firman-Nya:


مَا كانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَساجِدَ اللَّهِ شاهِدِينَ عَلى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ


Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedangkan mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. (At-Taubah: 17)

Adapun firman Allah SWT.:


وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ


dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. (Al-'Adiyat: 8)


Yakni sesungguhnya kecintaannya kepada harta benda benar-benar sangat berat. Sehubungan dengan makna ayat ini, ada dua pendapat; pendapat pertama mengatakan bahwa sesungguhnya manusia itu sangat mencintai harta. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa sesungguhnya karena kecintaannya kepada harta, dia menjadi seorang yang kikir. Kedua makna sama-sama benarnya.


Kemudian Allah SWT. menganjurkan kepada manusia untuk berzuhud terhadap duniawi dan menganjurkan mereka untuk menyukai pahala akhirat. Yang hal ini diungkapkan-Nya melalui peringatan terhadap mereka tentang apa yang akan terjadi sesudah kehidupan dunia ini, yaitu banyak peristiwa yang menakutkan yang akan dihadapinya.


أَفَلا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ


Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur? (Al-'Adiyat: 9)

Maksudnya, dikeluarkan orang-orang yang telah mati dari dalam kuburnya.


وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ


dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada. (Al-'Adiyat: 10)


Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah apabila dilahirkan dan ditampakkan apa yang selama itu mereka sembunyikan dalam diri dan hati mereka.


إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ


sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itn Maha Mengetahui keadaan mereka. (Al-'Adiyat: 11)


Tuhan mereka benar-benar mengetahui semua yang diperbuat dan yang dikerjakan oleh mereka, dan Dia kelak akan membalaskannya terhadap mereka dengan balasan yang sempurna; Dia tidak akan berbuat aniaya barang seberat zarrah pun terhadap seseorang.

Demikianlah akhir tafsir surat Al-'Adiyat, segala puji bagi Allah atas semua karunia yang telah dilimpahkan-Nya.

 


Tafsir QS. Al-'Adiyat, ayat 6-11 Ibnu Katsir Tafsir QS. Al-'Adiyat, ayat 6-11 Ibnu Katsir Reviewed by sangpencerah on November 20, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar: