Terhitung
mulai Awal bulan November 2025, bencana demi bencana di berbagai daerah, mulai
dari bencana banjir, angin buting beliyung dan longsor melanda negri tercita
ini, apakah ini peringatan, atau cobaan, ujian atau bencana alam murni?
Isyarat
firman Allah SWT surat ar-Rum:41 “telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka
merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).
Ketika Allah menciptakan alam semesta ini, maka Allah
juga membuat ketetapan-ketetapan yang
berlaku pada alam semesta tersebut agar segala sesuatu
di dalamnya berjalan dengan baik. Ketetapan-ketetapan Allah tersebut tidak akan
berubah sampai kapan pun. Hal ini yang disebut sebagai sunatullah.
Sebagimana
firnan Allah SWT. “Sebagai sunatullah yang
berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum(mu), dan kamu sekali-kali
tidak akan mendapati perubahan pada sunatullah.” (QS. Al-Ahzab: 62)
Ada banyak sunatullah.
Misalnya ‘setiap yang bernyawa pasti mati’ (QS. Al-Imran: 185), ‘balasan sesuai
dengan perbuatan’ (QS. An-Najm: 31), ‘bersama kesulitan ada kemudahan’ (QS.
Al-Insyirah: 5- 6), dan sebagainya. Pada artikel kali ini, kita akan membahas
salah satu sunatullah, yaitu balasan sesuai
dengan perbuatan).
Allah SWT berfirman,
“Dan hanya kepunyaan Allahlah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).” (QS. An-Najm:
31)
Dalam firman
Allah di ayat lain. “Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 7-8)
Kalimat ‘balasan sesuai
dengan perbuatan’ mencakup balasan atas kebaikan yang dilakukan dan keburukan
yang dilakukan, baik balasan di dunia maupun di akhirat. Berikut penjelasannya.
Pertama, balasan
perbuatan baik di dunia
Allah SWT sudah menetapkan bahwa
siapa pun yang melakukan perbuatan baik, akan mendapatkan balasan atas
kebaikannya di dunia sebelum di akhirat kelak. Hal ini sebagaimana firman-Nya,
“Bagi orang-orang yang berbuat baik memperoleh
balasan kebaikan di dunia.” (QS. Az-Zumar: 10)
Allah SWT berfirman,
“Tidak ada balasan kebaikan, kecuali kebaikan
(pula).” (QS.
Ar-Rahman: 60)
Ketika seseorang
menjalankan ibadah zikir dan salat, maka Allah SWT balas dengan
memberikan ketenangan jiwa bagi
orang-orang yang rajin berzikir dan menegakkan salat sebelum di akhirat dibalas
dengan kebaikan yang banyak.
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah, hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 28)
Rasulullah SAW. “Dijadikan kesenanganku dari
dunia berupa wanita dan minyak wangi. Dan dijadikanlah penyejuk hatiku dalam
ibadah shalat.” (HR. An-Nasa’i dan
Ahmad)
Demikian juga, dengan
perbuatan baik lainnya, semisal silaturahim. Di dunia, Allah SWT balas orang
yang senantiasa bersilaturahim dengan rezeki yang lapang dan umur
yang panjang serta diberkahi.
Nabi sw bersabda, “Siapa saja yang ingin dilapangkan rezekinya
dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya ia menyambung silaturahimnya (dengan
kerabat).” (HR. Bukhari)
Kedua, balasan
perbuatan baik di akhirat
Isyarat
Allah SWT berfirman,
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia) dan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Dari ayat di atas,
balasan yang akan Allah SWT berikan di akhirat nanti jauh lebih istimewa
daripada amal yang dikerjakan di dunia.
Nabi SAW juga bersabda, “Barangsiapa yang berniat melakukan suatu
kebaikan, namun tidak jadi dilakukan, maka ditulis baginya satu kebaikan.
Barangsiapa yang berniat melakukan suatu kebaikan dan jadi dilakukan, maka ditulis
baginya 10 kali sampai 700 kali kebaikan. Siapa yang
berniat melakukan suatu keburukan, namun tidak jadi dilakukan, maka tidak
ditulis keburukan tersebut. Dan jika dilakukan, ditulis satu keburukan.” (HR. Muslim)
Maksud hadis “baginya
10 kebaikan hingga 700 kali lipat”, bukan untuk pembatasan. Karena Allah SWT akan melipatgandakan
bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya dan memberikan dari sisi-Nya apa yang tak
terhitung dan tak terhingga, bahkan berkali-kali lipat.
Ketiga, balasan
perbuatan buruk di dunia
Hal ini sebagaimana
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Barangsiapa yang memberikan mudarat kepada
orang lain, maka Allah akan memberikan mudarat kepadanya. Barangsiapa yang
memberikan kesulitan kepada seorang muslim, maka Allah akan memberikan
kesulitan kepadanya.” (HR. Ahmad:15755, Abu Dawud:3635, At-Tirmidzi:1940, dan Ibnu Majah:2342)
Rasulullah
SAW bersabda, “Wahai orang-orang yang beriman sebatas di
lisannya, namun belum sampai menyentuh kalbunya! Jangan kalian membicarakan
kekurangan seorang muslim! Jangan pula mengorek-ngorek aib mereka! Barangsiapa
yang berupaya mencari-cari aib saudaranya muslim, Allah pasti akan membalas
dengan mengorek aibnya. Siapa saja yang Allah korek aibnya, maka Allah akan
sebarkan segala aibnya walaupun berada di dalam lobang atau kamar rumahnya.” (HR. Tirmidzi)
Tidak hanya perbuatan
buruk yang berhubungan dengan manusia saja yang akan dibalas. Seseorang yang
malas beribadah dan jauh dari mengingat Allah SWT, maka akan diberikan rasa
sempit dalam dadanya, depresi, pendendam, suka emosi, dan lainnya.
Sebagaimana
pejlasan Allah SWT “Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,
dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Taha: 124)
Terkadang, Allah SWT juga
mengirimkan berbagai musibah dan bencana sebagai balasan atas keburukan yang
manusia kerjakan. Musibah-musibah yang terjadi adalah akibat dosa-dosa yang
diperbuat anak Adam.
Pejelasan
Allah SWT “Dan
apa saja musibah yang menimpa kalian, maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar, tobat).” (QS. Ar-Rum: 41)
Bahkan, kaum-kaum
terdahulu Allah SWT balas di dunia dengan azab yang mengerikan seperti kisah
bani Israil yang diubah menjadi monyet (QS. Al-Baqarah: 65), kisah kaum Nabi
Hud, Nabi Saleh, Nabi Luth, Nabi Nuh yang Allah SWT azab dengan badai sepekan,
sambaran halilintar, gempa, banjir bandang sehingga tidak tersisa kaumnya,
kecuali yang beriman saja.
Keempat, balasan
perbuatan buruk di akhirat
Seseorang yang
melakukan perbuatan buruk di dunia, maka balasan keburukan yang akan didapatkan
tidak hanya di dunia, tetapi akan dibalas di akhirat. Jika balasan di dunia
saja itu mengerikan, apalagi balasan di akhirat kelak! Keburukan yang paling
buruk dan puncak dari segala keburukan adalah perbuatan syirik (menyekutukan
Allah) yang pelakunya akan diazab kekal selamanya di neraka.
Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya orang yang berbuat syirik
terhadap Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya
ialah neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong
pun.” (QS.
Al-Maidah: 72)
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, yakni
ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam.
Mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 6)
Begitu pula, ada
maksiat dan dosa tertentu yang akan diazab khusus di
akhirat sebelum masuk ke dalam neraka, sebagaimana pelaku riba akan
dibangkitkan dalam keadaan gila (QS. Al-Baqarah: 275), orang yang sombong
dibangkitkan dalam bentuk kecil, seperti semut yang akan terinjak-injak oleh
manusia dan hewan saat itu (HR. Bukhari no. 557), orang kafir yang akan
berjalan di padang mahsyar dengan wajahnya (HR. Bukhari no. 4760), dan
sebagainya.
Di antara azab yang
mengerikan di akhirat kelak adalah akan diberikan makanan dan minuman
dari dhari’ (pohon berduri) (QS. Al-Ghasyiyah:
6), zaqqum (cairan tembaga yang mendidih) (QS.
Ad-Dukhan: 42-46), ghislin dan ghassaq (cairan yang
keluar dari tubuh seperti darah dan nanah) (HR. Abu Dawud:3680). Pakaian mereka
di neraka dari cairan aspal (QS. Ibrahim: 50), cairan tembaga, serta mantel
yang bercampur dengan penyakit gatal (HR. Muslim:934).
Allah Ta’ala akan menghanguskan kulit mereka dan
diganti kulit baru untuk dibakar kembali (QS. An-Nisa’: 56), wajah mereka akan
tersungkur dan menghitam (QS. Ali Imran : 106), serta usus mereka akan berburai
(HR. Bukhari:3267).
Dengan
fenomena akhir-akhir ini, mari masing-masing dari kita sebaiknya introspeksi
diri, untuk keselamatan bersama dalam menjalani kehidupan di dunia ini, lebih
khusus kehidupan akhirat kelak. Wallahu a’lam bis shawab
Reviewed by sangpencerah
on
Desember 11, 2025
Rating:





Tidak ada komentar: