Pada era digital ini di tandai oleh
kemajuan teknologi yang mempengaruhi pada berbagai aspek kehidupan seperti
Pendidikan, pekerjaan dan sosial. Meskipun teknologi mempermudah banyak
aktifitas. Penggunaan teknologi yang tidak bijak bisa berdampak negative
terutama generasi muda. Maka peran orangtua dan guru untuk mendidik yang
merupakan sentral dalam membentu karaker anak, terutama Pendidikan Islam. Mendidik lebih luas cakupannya daripada
mengajar. Mendidik mencakup pembentukan karakter, nilai-nilai, dan
keterampilan sosial, sedangkan mengajar berfokus pada transfer pengetahuan dan
keterampilan akademis
Saya
teringat hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A.:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Rasulullah SAW bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan
fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi orang Yahudi, orang
Nasrani ataupun orang Majusi” ( HR. Bukhri Muslim)
Dari
hadits tersebut maka perlu ada pendidikan Islam perspektif Islam berkemajuan
yaitu merupakan pendidikan Islam yang mengitegrasikan ilmu pengetahuan dan
agama. Pendidikan yang mengintegrasikan agama dengan kehidupan dan antara iman
dan kemajuan yang holistik. Konsep pendidikan Islam perspektif Islam
berkemajuan yaitu sebagai refleksi nilai-nilai humanisasi, liberasi, emansipasi
dan transendensi dari kandungan Q.S Ali Imran ayat 104 dan 110. Pendidikan
Islam perspektif Islam berkemajuan yaitu;
Pertama, humanisasi
sebagai pendidikan yang membawa tranformasi sosial menuju tranformasi
intelektual dan proses pembangunan karakter kemanusiaan.
Kedua, liberasi yaitu
pendidikan yang mampu menyadarkan masyarakat akan realitas sosial yang sudah
terkontaminasi dengan budaya lokal (khususnya Hindu dan Budha). Selain itu
membentuk generasi muda menjadi individu yang berpikiran maju atau modern,
terhindar dari kejumudan pemikiran.
Ketiga¸ emansipasi
merupakan pembebasan perbudakan, atau per-samaan hak baik laki-laki maupun
perempuan. Pendidikan Islam perspektif Islam berkemajuan memberikan kebebasan
untuk individunya berkembang dan memanfaatkan potensi diri. Serta tidak adanya
diskriminasi terhadap kaum perempuan.
Keempat, transendensi
(proses mempercayai yang bernuansa abstrak, ghaib). Pendidikan Islam perspektif
Islam berkemajuan menyeimbangkan pendidikan yang diperoleh peserta didik dengan
lebih menekankan kepada pembinaan moralitas untuk awal pembentukan kerpibadian yang
sempurna (insan kamil) dan menjadi individu yang rahmatan lil ‘alamin
(Hanipuddin, 2020).
Pendidikan
Islam berkemajuan dalam perspektif Muhammadiyah. Menurut Sarno Hanipudin
mengkaji pendidikan Islam berkemajuan dalam pemikiran Haedar Nashir. Penelitian
Sarno menyimpulkan bahwa dalam pandangan Muhammadiyah, Islam merupakan agama
yang mengandung nilai-nilai kemajuan untuk membangun peradaban yang utama dan
menjadi rahmat bagi semesta. Inilah yang disebut Islam berkemajuan atau din
al-Hadlarah. “Kemajuan dalam pandangan Islam bersifat multiaspek baik dalam
kehidupan keagamaan maupun dalam seluruh dimensi kehidupan termasuk didalamnya
pendidikan islam yang melahirkan peradaban utama sebagai bentuk peradaban
alternatif yang unggul secara lahiriah dan ruhaniah (Hanipuddin, 2020).
Mundzirin, dkk mengkaji tentang Islam berkemajuan dalam perspektif Muhammadiyah.
Penelitian ini berkesimpulan bahwa aktualisasi hasil muktamar Muhammadiyah
pasca muktamar ke 47. Dua penelitian ini belum membahas tentang pendidikan
Islam berkemajuan perspektif Muhammadiyah.
Pendidikan
Islam Berkemajuan Pendidikan Islam yaitu sebuah proses yang dilakukan untuk
menciptakan manusia-manusia yang sutuhnya; beriman dan bertakwa kepada Tuhan
serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah dibumi. Kata’Islam” dalam
“Pendidikan Islam’ menunjukkan itu pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang
khusus mencakup hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Pendidikan adalah
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohanbi anak didik menujku terbentuknya kepribadian yang utama
(Tafsir, 2010). Sedangkan kata” Pendidikan” dalam Bahasa Arab berkaitan atau
dekat dengan tiga tema, yaitu ta’lim, tarbiyah atau 58 EDUSOSHUM: Journal of
Islamic Education and Social Humanities ISSN 2776-5229 Vol.1,No.1, April 2020,
pp. 55-66 Ismunandar (Pengembangan Pendidikan Islam Berkemajuan) ta’dib
(Shobron, 2009:266). Kata ta’lim lebih condong pada aspek pengetahuan kognitif,
tarbiyah lebih menekankan pada pemeliharaan dan asuhan dengan kasih sayang, dan
ta’dib menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Shobron,
2009: 279). Jadi pendidikan Islam merupakan segala usaha untuk
memelihara dan mengembangkan fitrah serta daya insani yang ada padanya menuju
terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam.
Pendidikan Islam sejak awal perkembangannya telah berdiri tegak diatas dua
sumber pokok yang amat penting yaitu Al Qur’an dan Sunnah Nabi. Didalam kitab
suci terkandung ayat mufasshalaat (terinci) dan ayat-ayat Mubayyinat (yang
memberikan bukti-bukti kebenaran) yang mendorong kepada orang untuk belajar
membaca dan menulis serta untuk menuntut ilmu, memikirkan, merenungkan dan
menganalisis ciptaan langit dan bumi. Oleh karena itu maka tujuan da’wah
Islamiyah adalah untuk memberi cahaya terang kepada hati nurani dan pikiran
serta menambah kemampuan umat Islam dalam melakukan proses pengajaran dan
pendidikan. Karena Rasulullah SAW sendiri diutus pertama-tama untuk menjadi
pendidik dan beliau adalah guru yang pertama dalam Islam. Dalam buku “Indonesia
berkemajuan” ditegaskan, bahwa Muhammadiyah sebagai kekuatan nasional sejak
awal berdirinya pada tahun 1912 telah berjuang dalam pergerakan kemerdekaan dan
melalui para tokohnya terlibat aktif mendirikan Negara Republik Indonesia yang
diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Muhammadiyah memiliki kopmitmen dan
tanggung jawab tinggi untuk memajukan kehidupan bangsa dan negara sebagaimana
dicita-citakan para pendiri bangsa. Kiprah Muhammadiyah tersebut melekat dengan
nilai dan pandangan Islam yang bekemajuan. Pendiri Muhammadiyah sejak awal
pergerakannya senantiasa berorientasi pada sikap dan gagasan yang berkemajuan.
Sebab, Muhammadiyah sungguh-sungguh percaya bahwa Islam merupakan agama yang
mengandung nilai-nilai kemajuan. Islam adalah agama kemajuan (din alhadlarah)
yang diturunkan untuk meujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan dan
membawa rahmat bagi semesta alam.
Pendidikan
Islam berkemajuan dalam perspektif Muhammadiyah merupakan pendidikan Islam yang
mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan Islam. Pendidikan yang
mengintegrasikan agama dalam kehidupan membentuk perpaduan yang holistik antara
iman dan kemodernan. Konsep pendidikan Islam berkemajuan adalah refleksi
nilai-nilai humanisasi, liberasi dan transendensi dari kandungan Q.S Ali Imran
ayat 104 dan 110 yang secara historis merupakan bagian dari latarbelakang
berdirinya Muhammadiyah. Pendidikan Islam perspektif Islam berkemajuan adalah
pendidikan pencerahan kesadaran ke-Tuhanan (makrifat iman/tauhid) yang
menghidupkan, mencerdaskan, dan membebaskan manusia dari kebodohan dan
kemiskinan bagi kesejahteraan dan kemakmuran manusia dalam kerangka kehidupan
berbangsa dan tata pergaulan dunia yang terus berubah dan berkembang, sesuai
teologi yang dimaksud dalam Surah Al-Maun. Hakikat tujuan pendidikan Islam
berkemajuan terfokus pada tiga bagian: Pertama, terbentuknya insan al kamil
(manusia paripurna) yang memiliki akhlak qurani, insan yang beriman,
berwawasan, bijaksana dan meiliki sifat-sifat yang tercermin dalam pribadi nabi
Muhammad SAW.
Oleh
karena itu moment Hari Pendidan Nasional, kita lebih focus kepada
anak-anak kita untuk sebagai generasi penerus Islam sehingga kita dapat
mewujudkan mencetak manusia muslim yang
bertaqwa, berakhlaq mulia, cakap, dan berguna bagi masyarakat dan negara
Referensi

Tidak ada komentar: