Hadits ke-7 dari 163, BAB 16. PERINTAH MEMELIHARA AMALAN SUNNAH DAN ADAB-ADABNYA, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
Hadits ke-7 dari 163, BAB 16. PERINTAH MEMELIHARA AMALAN SUNNAH DAN ADAB-ADABNYA, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
وعن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم: مَثَلُ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ مِنَ
الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا ، فَكَانَ
مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ ، فَأَنْبَتَتِ الْكَلأَ وَالْعُشْبَ
الْكَثِيرَ ، وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ ، فَنَفَعَ اللَّهُ
بِهَا النَّاسَ ، فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا ، وَأَصَابَتْ مِنْهَا
طَائِفَةً أُخْرَى ، إِنَّمَا هِىَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً ، وَلاَ تُنْبِتُ
كَلأً ، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقِهَ فِى دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِى
اللَّهُ بِهِ ، فَعَلِمَ وَعَلَّمَ ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ
رَأْسًا ، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ. متفق عليه
163.
Dari Abu Musa Al Asyari ra, berkata. Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan tentang
Allah mengutusku dengan petunjuk dan ilmu seperti hujan yang menyirami tanah, ada
tanah yang baik, lalu menyerap air, sehingga menumbuhkan tumbuhan dan rerumputan
yang banyak. Ada juga tanah yang keras yang bisa menampung air, sehingga
denganya memberikan manfaat kepada manusia, mereka (bisa menggunakan untuk)
minum, menyiram, dan mengairi pertaniannya. Dan (hujan) juga mengenai bagian
(tanah) yang lain ada tanah yang datar (tidak bisa menyerap) yang tidak bisa
menampung air , dan tidak pula menumbuhkan tumbuhan. Itulah perumpamaan orang
yang memahami agama Allah dan bisa memberikan manfaatnya sebagaimana Allah mengutusku,
mempelajari dan mengajarkan. Dan perumpamaan orang yang tidak mengangkat
kepalanya (mencari dan menerima) dengan hal itu, maka ia tidak menerima petunjuk
Allah yang aku telah diutusnya. (HR Bukhari Muslim)
kata: Faqahu: huruf Qaf berdhammah yang umumnya, dan katanya; dengan kasrah: yaitu faqiiha
HR. Bukhari fiil Ilmi (Bab Fadlin man 'alima wa 'allama), wa Muslim fiil fadhaili (Bab bayanin matsala maa ba'atsa shallallahu 'alaihi salam minal huda wal ilmi)
Lughatul Hadits:
-Matsal: perumpaman, permisalan: padanan, yang selanjutnya mencakup segala sifat atau keadaan yang asing.
-Ghaits: hujan.
-Thaifatun: bagian
-kala an:tumbuhan yang dirawat, seperti halnya kurma bash atau kurma kering
-'usybu: tanaman hijau
-Ajadib: jamak dari ajdabun, yaitu tanah yang tidak bisa ditumbuhi (karena keras)
-qii'an: jamak Qaa un: yaitu tanah yang datar(rata), ada yang mengatakn: tanj yang tidak ditumbuhi.
-Faqiih: dengan huruf Qaf berkasrah, bermakna paham, dan dengan dhammah jika dalam bentuk kata fiqhu: memahami -secara alami, dan kata Al Fiqhu secara Bahasa; artinya al faham, dan secara istilah syariat: ilmu yang hukum amaliah syariat yang sesuai dengan diurai dari bukti yang terperinci.
-Man lam yarfa' bizhalika ra'san: tidak memberikan manfaat dengan keberadaanya,dan inilah perumpamaan untuk golongan yang kedua.
Faidah hadits:
-Perumpamaan Rasulullah SAW dalam hal petunjuk dan ilmu seperti hujan yang membawa manfaat, karena ia menghidupkan hati seperti hujan menghidupi bumi, seperti sesuatu yang bermanfaat dari tanah yang bagus, seprti juga orang yang berilmu dan mengajarkannya,dan jika tidak bermanfaat (menyerap di) tanah sehingga menampungnya dan tetap bermanfaat untuk manusia, dan perumpamaan orang yang tidak belajar dan beramal yaitu laksana tanah datar yang tidak bisa menahan air dan tidak menumbuhkan tanaman,dan inilah seburuk-buruk manusia yang tidak bermanfaat dan tidak bisa di ambil manfaatnya.
-Perintah dalam ilmu agar berlajar dan mengajar, beramal dengan ilmu, dan waspada dari menjauh/berselisih dengan hal ilmu.
-Keterangan keutamaan menyatunya antara bisa memberikan manfaat dan bisa diambil manfaatnya.

Tidak ada komentar: