Hadits ke-5 dari 161, BAB 16. PERINTAH MEMELIHARA AMALAN SUNNAH DAN ADAB-ADABNYA, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN

 Hadits ke-5 dari 161, BAB 16. PERINTAH MEMELIHARA AMALAN SUNNAH DAN ADAB-ADABNYA, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN



عَنِ أبي عبد الله النُّعۡمَانِ بۡنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُما قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ صلَّى اللَّهُ عليْهِ وسلَّمَ يَقُولُ: لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمۡ أَوۡ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيۡنَ وُجُوهِكُمۡ. متفق عليه. وفي روايةٍ َلِمُسۡلِمٍ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صلَّى اللَّهُ عليْهِ وسلَّمَ يُسَوِّي صُفُوفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّي بِهَا الۡقِدَاحَ. حَتَّى رَأَى أَنَّا قَدۡ عَقَلۡنَا عَنۡهُ، ثُمَّ خَرَجَ يَوۡمًا فَقَامَ حَتَّى كَادَ أَنۡ يُكَبِّرَ، فَرَأَى رَجُلًا بَادِيًا صَدۡرُهُ، فَقَالَ: عِبَادَ اللهِ، لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمۡ، أَوۡ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيۡنَ وُجُوهِكُمۡ.

 

161. Dari Abu Abdullah An-Nu’man bin Basyir ra, berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW, “Sungguh-sungguhlah meluruskan shaf-shaf (shalat) kalian atau kalau tidak benar-benar Allah akan membuat wajah-wajah kalian berselisih.” (Muttafaqun ‘alaih).

Dan riwayat Imam Muslim: Rasulullah SAW dahulu biasa meluruskan shaf-shaf kami sampai seperti meluruskan anak panah. Sehingga beliau yakin bahwa kami telah memahami pentingnya hal itu. Kemudian suatu hari, beliau keluar mengimami shalat, saat beliau hampir bertakbir, beliau melihat seorang yang terlihat dadanya menjorok. Lalu beliau pun bersabda, “Wahai hamba-hamba Allah, sungguh-sungguhlah kalian meluruskan shaf-shaf kalian, atau kalau tidak, benar-benar Allah akan membuat wajah-wajah kalian berselisih.”


HR. Bukhari fiil Jamaah (Bab Taswiyatus shufuf) wa Muslim fiis shalati (Bab Taswiyatus shufufi wa iqamatuha wa fadlul awwali fal awwal minha…)

 

Lughatul Hadits:

-Latusawwuna shufufakum: meluruskan barisan shaf dengan mensejajarkan/menyamakan orang-orang yang berdiri shalat di satu tanda.

-Layukhalifannallahu bayna wujuhikum : ini adalah ancaman/peringatan (dari Allah SWT), yang yang berpendapat: keadaan yang sesungguhnya, dimana memalingkan wajah (tidak wajar) dari kondisi yang semestinya, ke tengkuknya. Dan ada yang mengatakan pula adalah majaz, yaitu menjadikan diantara kalian sebuah permusuhan, kebencian dan perselisihan hati.

-Qidah: Kayu busur untuk panah, maksudnya (lurusnya) diumpamakan sebagaimana anak panah yang lurus dan presisi.

-Aqalnaa: kami memahaminya

-Badiyan: keluar dari tanda barisan shaf

 

Faidah Hadits:

-Anjuran untuk meluruskan shaf, dan dibolehkan berbicara antara iqamah dan shalat dilaksanakan, dan sebagian ulama melarang berbicara melainkan untuk kemaslahatan shalat seperti membenarkan shaf (barisan shalat).

Hadits ke-5 dari 161, BAB 16. PERINTAH MEMELIHARA AMALAN SUNNAH DAN ADAB-ADABNYA, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Hadits ke-5 dari 161, BAB 16. PERINTAH MEMELIHARA AMALAN SUNNAH DAN ADAB-ADABNYA, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Reviewed by sangpencerah on Januari 29, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar: