(Guru MTs N 1 Kota Malang & PCM Klojen)
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nantikan oleh seluruh kaum
muslimin sedunia. Baik kaum muslimin
yang taat, setengah taat dan kurang taat, bahkan yang tidak taatpun di
bulan-bulan selain Ramadhan, mereka sangat memiliki animo besar untuk ikut
menyambut datangnya bulan disakralkan sebagai bulan suci. Karena itulah, maka Allah
SWT memulai perintahNya dengan menggunakan diksi “Yaa” harfun Nida’ diksi ini merupakan
kata panggilan yang meliputi semua orang beriman yang sangat jauh, juah maupun
yang dekat. Karena itu bagi yang imannya sangat jauh, mereka merapat, yang
jauh, bisa lebih dekat dan bagi mereka yang sudah dekat akan meningkatkan keta’atannya
kepada Allah SWT melalui ibadah dan aktifitas di bulan Ramadhan. Sebagaimana
firman Allah; Wahai orang-orang yang
beriman, diawajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang
sebelum kalian, supaya kalian bertawaq” (QS.al-Baqarah;2;183)
Maksud ayat di atas, bahwa perintah puasa wajib di bulan Ramadhan
ditegaskan langsung oleh Allah SWT, dengan mnginformasikan juga bahwa puasa itu
telah diwajibkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Mengutip penjelasan Asep Maulana Rohmat dalam buku Ramadhan Penuh Karya mengenai makna
keistimewaan dalam bulan Ramadhan. Sebagaimana dijelaskan dalam banyak nash,
baik Al-Qur'an maupun hadits, terdapat beberapa keistimewaan yang melekat pada bulan Ramadhan ini sehingga dijadikan bulan ini sebagai bulan yang
mulia, bulan ampunan, bulan keberkahan dan bulan kebahagiaan, serta bulan
qur’an bagi oranag-orang yang bertaqwa. Diantara
keistimewaan bulan Ramadhan yaitu:
·
Keistimewaan Bulan Ramadhan
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Ramadhan adalah
bulan penuh berkah, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan
setan-setan pun dibelenggu. Pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang nilai pahalanya lebih baik dari seribu bulan.
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ
اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ
فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ
خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ
Telah datang
bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa
pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup,
para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya
lebih baik dari seribu bulan (HR Ahmad).
· Bulan Penuh Barakah
Bulan Ramadhan disebut juga bulan
yang penuh keberkahan (syahrul mubaarak), sebagaimana yang disebutkan
dalam hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ الله صلى
الله عليه وسلم- « أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَك فرض الله عَزَّ وَجَلَّ
عَلَيْكُمْ صِيَامَه
"Telah
datang kepada kalian Ramadhan bulan penuh berkah (syahrun mubarakun), Allah
Azza wa Jalla telah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya." (HR
An-Nasai dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Kitab Shahih Al-Jami'
Karena itu,
kaum muslimin yang belum menajalankan ibadah puasa sebaiknya mempersiapkan
pengetahuan tentang ibadah tersebut. Dan bagi yang sedang menjalankan, terus
bersemangat dan memperbaiki setiap aktifitas di bulan Ramadhan ini, dan jika
telah selesai menjalankan ibadah di bulan ini, jangan merasa telah berhasil
dengan ibadahnya, tapi tetap berharap
ibadah yang telah dilakukan diterima di sisi Allh SWT, sebagai bekal
menghadapnya.
·
Allah SWT membebaskan penghuni
neraka pada setiap malam bulan Ramadhan.
Sebagaimana nasehat Rasulullah SAW
dalam sebuah riwayat;
إذَا كَانَ أوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ
صُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أبْوَابُ النَّارِ
فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أبْوَابُ الجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ
مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِيْ مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ
أقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
Jika awal
Ramadhan tiba, maka setan-setan dan jin dibelenggu, pintu-pintu neraka
ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Sedangkan pintu-pintu surga
dibuka, dan tidak satu pintu pun yang ditutup. Lalu ada seruan (pada bulan
Ramadhan): Wahai orang yang menginginkan kebaikan, datanglah. Wahai orang yang
ingin kejahatan, tahanlah dirimu. Pada setiap malam Allah SWT memiliki
orang-orang yang dibebaskan dari neraka (HR Tirmidzi).
·
Puasa
bulan Ramadhan adalah sebagai penebus dosa hingga datangnya bulan Ramadhan
berikutya.
Hal
ini didasakan kepada hadits Rasulullah
SAW,
beliau bersabda:
اَلصَّلَوَاتُ
الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَاُن إلَى رَمَضَانَ
مُكَفِّرَاةٌ مَا بَيْنَهُنَّ إذَاجْتَنَبَ اْلكَبَائِرَ
Jarak
antara shalat lima waktu, shalat Jumat dengan Jumat berikutnya dan puasa
Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya merupakan penebus dosa-dosa yang ada
diantaranya, apabila tidak melakukan dosa besar (HR Muslim).
Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, dan menghidupkan malamnya dengan
ibadah-ibadah sunnah, serta menghidupkan malam lailatul qadar, dengan penuh
keimanan dan hanya mengharap pahala dari Allah SWT. Maka semua dosa satu tahun yang
telah lalu akan diampuni dan dosa selama bulan Ramadhan. Pertanyaannya adalah,
apakah semua dosa akan diampuni keseluruhannya? Mayoritas ulama berpendapat
bahwa ampunan dosa tersebut hanya berlaku pada dosa-dosa kecil saja, dan dosa
yang berhubungan dengan sesama manusia (Haqqul Adami). Misalnya
menyakiti, mendzalimi, dan lainnya.
Hal ini didasarkan
kepada hadits Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Shalat lima waktu, dari Jum’at
ke Jum’at dan dari Ramadhan ke Ramadhan ialah menghapuskan dosa diantara
masing-masing apabila dijauhinya dosa-dosa besar." (HR Muslim).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin mengatakan, “Dosa
besar adalah yang diancam Allah dengan suatu hukuman khusus.
Maksudnya perbuatan tersebut tidak sekadar dilarang atau diharamkan, namun
diancam dengan suatu hukuman khusus. Semisal disebutkan dalam dalil
‘barangsiapa yang melakukan ini maka ia bukan mukmin’, atau ‘bukan bagian dari
kami’, atau semisal dengan itu. Ini adalah dosa besar. Dan dosa kecil adalah
dosa yang tidak diancam dengan suatu hukuman khusus."
·
Bertabur Pahala
Tidak ada yang mngingkari bahwa bulan Ramadhan adalah
bulan yang bertabur pahala bagi orang yang beriman. Misalnya; Barangsiapa
memberi buka orang yang puasa maka mendapat pahala sebanyak pahala
orang puasa tersebut.
Rasulullah
SAW bersabda:
مَنْ فَطَرَ صَائِمًا
كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أجْرِ الصَّا ئِمِ لَا يَنْقُصَ مِنْ أجْرِ الصَّائِمِ شَيْئٌ
Barangsiapa memberi perbukaan (makanan atau minuman)
kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang
yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa
tersebut (HR Ahmad).
Karena itu mari kita upayakan untuk dapat berbagi
sekalipun tidak banyak, tapi kita lakukan dengan tulus ikhlas karena Allah SWT,
dan kepada makhluq ciptaanNya. Karena momen ini sangat berharga dalam hidup
orang beriman, dan salah satu amalan orang beriman adalah rajin bershadaqah, lebh
–lebih shadaqah di bulan Ramadhan.
Sebagaimana nasehat Rasulullah SAW,
أيُّ الصَّدَقَةِ
أفْضَلُ؟ قَالَ صَدَقَةٌ فَيْ رَمَضَانَ
Rasulullah
SAW pernah ditanya, “Sedekah apakah yang paling mulia?” Beliau menjawab:
“Yaitu shadaqah dibulan Ramadhan” (HR Tirmidzi).
·
Ramadhan bulan Qur’an dan Syafa’at
Bulan Ramadhan disebut juga sebagai bulan turunnya
kitab suci al-Qur’an, yang menjadi pedoman bagi umat manusia. Dan bagi siapa
yang membacanya akan diberikan pahala dan menjadi syafa’at bagi pembacanya di
hari kiamat. Karena itu jangan sampai terlewatkan watu di bulan ini tanpa
membaca al-Qur’an, sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam haditsnya;
اَلصُّيَامُ وَاْلقُرْآنُ يَشْفَعَانِ
لِلْعَبْدِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ يَقُوْلُ اَلصِّيَامُ أيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ
الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتَ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فَيْهِ وَيَقُوْلُ
اْلقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِالَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ قَالَ
فَيُشَفِّعَانِ
Puasa
dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat seorang hamba pada hari kiamat. Puasa
berkata: “Ya Rabbi, aku mencegahnya dari makan dan minum di siang hari”
Al-Qur’ an juga berkata: “Aku mencegahnya dari tidur di malam hari, maka kami
mohon syafaat buat dia.” Beliau bersabda: “Maka keduanya dibolehkan memberi
syafa’at
(HR Ahmad dan Muslim).
Manfaatkan hari dan malam bulan Ramadhan untuk
berbagai kebaikan yang mampu kita lakukan, dan jangan memelihara kemalasan,
karena kemalasan itu akan menuai penyesalan dan penderitaan, dan bersegara
dalam memanfaatkan waktu dan melakukan
kebaikan adalah kebahagiaan dan keberuntungan. Ada jargon yang sering muncul di
tengah masyarakat kaum muslimin, “Bahwa
Tidurnya Orang Yang Berpuasa Berpahala”? hal ini yang menjadi dalil
bagi pemalas, padahal ini bukan sebuah sikap yang harus diterapkan, maksud dari
kata bijak ini, adalah jika tidak istirhat, maka akan menjadi lemas dan
berpotensi menggunjing (Ghibah) orang lain. Karena itu, jika tidurnya
kita dapat menyelamatkan 2 hal di atas (menjadi lemas dan Ghibah) maka
lebih baik tidur.
Sebagai kata penutup dari tulisan ini,
mari kita bersama-sama untuk selalu meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah
SWT, selama hidupnya, khususnya di bulan Ramadhan tahun ini. Jadikan Ramadhan
tahun ini sebagai ramadhan terahir dalam hidup kita. Karena tidak ada jaminan
bagi kita bisa bertemu kembali dengan ramadhan yang akan datang (tahun depan).
Maka dari itu jangan menunda-menunda kebaikan yang bisa kita lakukan saat ini,
dan jangan menungu-nunggu waktu untuk
melakukan kebaikan sebelum ajal menjemput kita.

Tidak ada komentar: