Hadits ke-9 dari 125, BAB 13. PENJELASAN BANYAKNYA JALAN KEBAIKAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ؛ عن النّبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال؛ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ. رواه متفق عليه.

البضع؛من ثلاثة الي تسعة بكسر الباء وقد تفتح، و الشعبة: القطعة

125. Dari Abu Hurairah ra dia berkata, "Nabi SAW bersabda, "Iman itu ada tujuh puluh, atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah perkataan, LAA ILAAHA ILLALLAHU (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu adalah sebagian cabang dari iman." HR. Muttafaqun alaih.

Kata "Albidh'u" bilangan (bagian) dari 3 sampai 9, dengan ba' berkasrah bisa lebih (maknanya), dan kata "syu'bah": potongan.

HR. Bukhari fiil imaani (Bab umuril imaani) wa Muslim fiil imaani (Bab syu'bil imaani)

Lughatul Hadits:

-Aw: Keraguan dari perawi, maksudnya terkait jumlah dan mubalagahnya, antara enampuluh dan tujuh puluh, dan ada yang mengatakan: terkait ucapan Nabi SAW dengan enampuluh cabang dulu kemudian mengabarkan dengan tambahan sehingga Beliau SAW menetapkannya (70).

-Qaulu Laailaahaillallah: yaitu keyakinan tauhid beserta makna kandungannya.

-Alhayaa': keadaan malu, sifat yang ada dalam diri, sehingga menutupnya dari perbuatan yang memiliki aib dan suatu penyesalan bagi orang yang berakal.

-As syu'batu: bagian dan cabang dari pohon dan ranting dari dasar

Faidah Hadits:

-Bahwa iman bertingkat sesuai tingkat pentingnya/prioritas perbuatan yang membuahkan atau menumbuhkannya, dan sesungguhnya iman dan amal saling berkaitan, tidak bisa bermanfaat bagimu jika hanya salah satu.

-keutamaan rasa malu dan keharusan untuk memilikinya, karena bisa mencegah pelakunya dari maksiat dan bisa membawa keberbagai ketaatan.