Tafsir QS. Ali Imran, ayat 100-101 Ibnu Katsir
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقاً مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتابَ يَرُدُّوكُمْ
بَعْدَ إِيمانِكُمْ كافِرِينَ (100) وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلى
عَلَيْكُمْ آياتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ
هُدِيَ إِلى صِراطٍ مُسْتَقِيمٍ (101)
Hai
orang-orang yang beriman, jika kalian mengikuti sebagian orang-orang yang
diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kalian menjadi orang kafir
sesudah kalian beriman. Bagaimanakah kalian (sampai) menjadi kafir, padahal
ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nya pun berada di
tengah-tengah kalian? Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah,
maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
Allah SWT.
memperingatkan hamba-hamba-Nya yang mukmin agar jangan sampai taat kepada
kemauan segolongan Ahli Kitab yang selalu dengki terhadap kaum mukmin, karena
kaum mukmin telah mendapat anugerah dari Allah berkat kemurahan-Nya, dan telah
mengutus Rasul-Nya kepada mereka. Dalam ayat yang lain disebutkan oleh
firman-Nya:’
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ
الْكِتابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِنْ
عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ
Sebagian
besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada
kekafiran seielah kalian beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka
sendiri. (Al-Baqarah: 109)
Sedangkan
di dalam ayat ini disebutkan:
إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ
الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ
jika kalian
mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan
mengembalikan kalian menjadi kafir sesudah kalian beriman. (Ali Imran: 100)
Kemudian
Allah SWT. berfirman:
وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ
وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ
Bagaimanakah
kalian (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian,
dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian? (Ali Imran: 101)
Yakni
kekafiran sangat jauh dari kalian dan semoga Allah SWT menjauhkan kalian darinya.
Karena sesungguhnya ayat-ayat Allah SWT terus-menerus diturunkan kepada Rasul-Nya
malam dan siang hari, sedangkan beliau SAW. membacakannya kepada kalian dan
menyampaikannya. Makna ayat ini sama dengan ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
وَما لَكُمْ لَا تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ لِتُؤْمِنُوا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ أَخَذَ
مِيثاقَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Dan mengapa
kalian tidak beriman kepada Allah, padahal Rasul menyeru kalian supaya kalian
beriman kepada Tuhan kalian. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjian
kalian jika kalian adalah orang-orang yang beriman. (Al-Hadid: 8)
Juga sama
dengan makna yang terkandung di dalam sebuah hadis yang menyebutkan bahwa
Rasulullah SAW. bersabda kepada para sahabatnya di suatu hari:
«أَيُّ
الْمُؤْمِنِينَ أَعْجَبُ إِلَيْكُمْ إِيمَانًا؟» قَالُوا: الْمَلَائِكَةُ. قَالَ:
«وَكَيْفَ لَا يُؤْمِنُونَ وَهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ» ؟ وَذَكَرُوا الْأَنْبِيَاءَ،
قَالَ «وَكَيْفَ لَا يُؤْمِنُونَ وَالْوَحْيُ يَنْزِلُ عَلَيْهِمْ؟» قَالُوا:
فَنَحْنُ. قَالَ «وَكَيْفَ لَا تُؤْمِنُونَ وَأَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ؟»
قَالُوا: فَأَيُّ النَّاسِ أَعْجَبُ إِيمَانًا؟ قَالَ: «قَوْمٌ يَجِيئُونَ مِنْ
بَعْدِكُمْ يَجِدُونَ صُحُفًا يُؤْمِنُونَ بِمَا فِيهَا»
"Orang
mukmin manakah yang paling kalian kagumi keimanannya?" Mereka menjawab, "Para malaikat." Nabi SAW
bersabda, "Mengapa mereka tidak beriman, padahal wahyu selalu
diturunkan kepada mereka." Mereka berkata, "Kalau demikian,
kamilah." Nabi SAW. bersabda, "Mengapa kalian tidak beriman,
padahal aku berada di antara kalian." Mereka bertanya, "Maka
siapakah yang paling dikagumi keimanannya, kalau demikian?" Nabi SAW.
menjawab, "Suatu kaum yang datang sesudah kalian. Mereka menjumpai
lembaran-lembaran (Al-Qur'an), lalu mereka beriman kepada apa yang terkandung
di dalamnya."
Kami
mengetengahkan sanad hadis ini dan juga keterangan mengenainya pada permulaan
syarah Imam Bukhari.
Kemudian
Allah SWT. berfirman:
وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ
فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Barang
siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah
diberi petunjuk kepada jalan yang benar. (Ali
Imran: 101)
Yakni
selain dari itu berpegang teguh kepada agama Allah SWT dan bertawakal kepada-Nya
menipakan sumber hidayah dan sekaligus sebagai penangkal dari kesesatan,
sebagai sarana untuk mendapat bimbingan, beroleh jalan yang lurus, dan mencapai
cita-cita yang didambakan.

Tidak ada komentar: