Taqdim
Bulan November sangat identik
dengan bulan kepahlawanan/pejuang kebaikan baik dalam kontek agama Islam maupun kenegaraan. Sehubungan dengan hal ini, maka pembahasan di akhir pekan bulan ini tidak lepas dari isi dan makna kandungan surat an-Nashr.
teks Surat An Nashr sbb;
إِذَا
جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ . وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ
اللَّهِ أَفْوَاجًا . فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ
تَوَّابًا
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu
lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Penerima taubat.
Kronologi turunnya
Surat An Nashr urutan
surat ke-110 dari 114 surat dalam alqur’an. Surat ini terdiri dari tiga ayat dan merupakan Surat
Madaniyah, meskipun turunnya di Makkah, Sebab
penggolongan surat Makkiyah dan Madaniyah bukanlah berdasarkan tempat turunnya
tetapi berdasarkan waktu turunnya. Yaitu Surat
yang turun sebelum hijrah merupakan surat Makkiyah. Sementara
surat yang turun sesudah hijrah merupakan Surat Madaniyah. Karena itulah surat ini sering
disebut surat yang memiliki
2 tempat turunnya, dan
surat ini membicarakan tentang pertolongan
Allah SWT.
Nama lain surat ini adalah Idza
jaa’a nashrullaahi wal fath, dan nama lainnya surat At Taudi’ (perpisahan)
karena adanya indikasi dekatnya ajal Rasulullah SAW. Dan surat ini
termasuk yang terakhir
Allah
SWT turunkan kepada Rasulullah SAW. Yakni setelah surat At Taubah.
Bayan Mufassir
Misalnya Ibnu Katsir, Allah SWT menurunkannya di Mina saat
Haji Wada’. berpendapat lain surat
ini turun sebelum Fathu Makkah.
Jadi kronologi
Surat
An Nashr ini terkait dengan dua hal. Pertama, mengabarkan
kemenangan dan masuknya orang-orang Arab ke Islam secara
berbondong-bondong. Kedua, mengindikasikan
telah dekatnya ajal Rasulullah SAW.
Ibnu Umar ra menjelaskan bahwa surat ini turun dipertengahan
hari-hari tasyrik. “Maka aku mengetahui bahwa hal ini merupakan alwada’ (perpisahan),”
Ibnu Abbas ra menjelaskan bahwa setelah SWTenurunkan surat ini,
Rasulullah SAW memanggil Fatimah ra. Fatimah ra menangis saat Rasulullah SAW mengabarkan
bahwa ajalnya telah dekat. Lalu Fatimah tersenyum karena Rasulullah bersabda:
لاَ
تَبْكِى ، فَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِى لاَحِقٌ بِى
“Jangan menangis, karena sesungguhnya engkau adalah keluargaku
yang paling awal menyusulku.” (HR. Ad Darimi dan Thabrani;
hasan)
Imam Bukhari meriwayatkan
dari Ibnu Abbas bahwa Umar bin Khattab menyertakan beliau dalam majelis para
pahlawan perang Badar. Sebagian pahlawan Badar keberatan Ibnu Abbas masuk dalam
majelis tersebut.
Lalu Umar minta pendapat “Apa pendapat kalian mengenai
firman Allah idza ja’a nashrullahi wal fath?”
“Allah memerintahkan kita untuk bertahmid dan beristighfar
kepada-Nya jika Dia menolong dan memberi kemenangan,”
salah seorang dari mereka bersaut,
Yang lain diam, tidak ada jawaban berbeda.
“Apakah demikian pendapatmu wahai Ibnu Abbas?”
“Tidak wahai Amirul Mukminin. Idza ja’a nashrullahi wal
fath merupakan indikasi dekatnya
ajal Rasulullah SAW yang Allah beritahukan kepada
beliau.
“Aku tidak mengetahui tafsir surat An Nashr
ini kecuali
apa yang kamu katakan,” pungkas Umar. Karena itu maka datangnya
kemenangan dan fathu Makkah merupakan tanda ajal beliau.”
Penjelasan Surat An Nashr
Dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir
Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir,
dan Tafsir Al Misbah. Kami berusaha mensarikan dari lima tafsir
tersebut agar terhimpun banyak manfaat dan
kaya akan khazanah pengetahuan keislaman.
teks
ayat 1
إِذَا
جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan
al-imam Ibnu Katsir menjelaskan, ulama sepakat bahwa al fath
dalam ayat ini maksudnya pembebasan
kota Makkah (fathu Makkah). Pada waktu
itu, suku-suku bangsa Arab menunda masuk Islam karena menunggu pembebasan kota
Makkah. Mereka meyakini, jika Muhammad bisa kembali ke Makkah dan mengalahkan
kaumnya, maka ia benar-benar seorang Nabi utusan Allah SWT.
Sementara sayyid Qutb menperkuat bahwa
surat ini turun sebelum Fathu Makkah. Karena mengisyaratkan kemenangan yang
akan terjadi.
Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, ia mengkompromikan dzahiriyah
nash dengan hadits Ummu Salamah. Bahwa ayat ini turun mengabarkan berita
gembira pembebasan kota Makkah. Rasulullah SAW tahu bahwa beliau akan wafat
sehingga memanggil Fatimah untuk memberitahukan dekatnya ajal beliau.
Inilah bukti
kebenaran Al Qur’an yaitu kota Makkah benar-benar dibebaskan.
dan ayat ini menunjukkan bahwa pertologan Allah dan kemenangan ini menjadi kenyataan.
Padahal manusia juga
Rasulullah dan para sahabat tidak dapat
menentukan hasil perjuangan mereka. Subhanallah
ayat 2
وَرَأَيْتَ
النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan
berbondong-bondong
Kata ra-aita bisa
berarti melihat dengan mata kepala dan bisa juga bermakna mengetahui. Dan
Rasulullah SAW memang melihat secara langsung penduduk Makkah berbondong-bondong
masuk
Islam dan beliau mendapatkan berita itu, bahwa penduduk jazirah Arab juga
akan berbondong-bondong masuk Islam.
Setelah Fathul Makkah, penduduk Makkah berbondong-bondong masuk
Islam. Sebagiannya langsung di hadapan Rasulullah SAW. Orang-orang Arab di luar Makkah dan Madinah juga
berbondong-bondong masuk Islam. Selama ini mereka menunggu apakah Rasulullah
bisa membebaskan kota Makkah setelah sekian lama ‘meninggalkan’
dari tanah kelahiran yang di dalamnya ada Baitullah sebagai kiblat kaum muslimin
sampai saat ini bahkan sampai akhir zaman.
ayat 3
فَسَبِّحْ
بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
Diksi sabbih yang
artinya berenang. Yakni seorang yang menjauh dari posisinya. Sehingga maknanya,
menjauhkan Allah SWT dari segala kekurangan, lalu Mensucikan
Allah SWT dari segala kekurangan kelemahan.
Sedangkan diksi tawwaba maknanya
adalah kembali. Yakni kembalinya seseorang ke posisinya semula. Taubat
adalah kembalinya seorang hamba ke posisinya di hadapan Allah SWT.
Artinya jika pelaku tawwab adalah Allah SWT, maka Dia
menerima taubat hamba-Nya yang
bersungguh-sungguh taubatnya.
Hal Inilah yang disebut taujih
Rabbani saat
datang pertolongan Allah SWT dan kemenangan dari-Nya. Rasulullah SAW diperintahkan
untuk bertasbih, bertahmid dan beristighfar. Orang-orang beriman
tidak boleh sombong dan euforia atas setiap kemenangan
apapun dalam kehidupan di dunia ini. Justru harus sarana
untuk menyadari akan
kemenangan yang datangnya dari Allah SWT. dan
harus ditindaklanjuti dengan mendekatkan
diri kepada-Nya, mensucikan-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memohon ampunan.
Penjelasan Sayyid Qutb, bertasbih dan
bertahmid atas karunia Allah SWT yang telah menjadikan mereka sebagai pemegang
amanat untuk melaksanakan dakwah-Nya dan menjaga agama-Nya. Beristighfar
dari rasa bangga dan sombong yang kadang-kadang menyelinap ke dalam jiwa saat
kemenangan tiba. Dan beristighfar atas
perasaan dan sikap yang boleh jadi menyertai saat perjuangan panjang dan sekian
lama menantikan datangnya kemenangan sejati.
Ibnu Katsir menjelaskan, Rasulullah SAW tidak
hanya bertasbih dan beristighfar. Bahkan pada hari fathul Makkah, beliau
mengerjakan shalat delapan rakaat. Sebagian ulama berpendapat, disunnahkan
mencontoh Rasulullah SAW mengerjakan shalat delapan rakaat ketika mendapatkan
kemenangan atas suatu negeri. Shalat itu disebut juga shalat al fath. Sa’ad bin
Abi Waqash ketika menaklukkan kota-kota di Persia juga melakukan shalat itu.
Karena itu Rasulullah
SAW mensyukuri nikmat pengampunan Allah SWT ini dengan pengampunan kepada
seluruh penduduk Makkah. Beliau memaafkan mereka meskipun dulunya menyakitnya.
Saat sebagian sahabat berseru “haadza yaumul malhamah” (ini
adalah hari pertempuran pembalasan), Rasulullah SAW justru menegur
dengan bersabda “haadza yaumul marhamah” (ini adalah hari kasih sayang).
Saat penduduk Makkah ketakutan akan dibalas oleh Rasulullah
SAW, ternyata beliau memaafkan mereka semua. “Siapa yang masuk Masjidil
Haram, maka ia
aman. Siapa yang masuk rumahnya masing-masing, maka ia aman. Siapa yang masuk rumah Abu Sufyan, ia juga aman dari gangguan yang dikhawatirkan.”
Khatimah
Surat An Nashr
membawa kabar gembira bagi kaum muslimin,
arahan, petunjuk dan isyarat serta pelajaran masa
depan. Kabar gembiranya bahwa Allah SWT akan menolong
Rasulullah SAW dan mengganugrahkan
kemenangan. Orang-orang pun akan berbondong-bondong masuk Islam setelah mencapai kemenangan.
Arahan ini maksudnya,
ketika datang pertolongan Allah SWT dan kemenangan tersebut, hendaklah
Rasulullah SAW menghadapkan dirinya kepada Allah SWT dengan membaca kalimat tasbih, tahmid dan
istighfar.
Hal ini masih belum banyak diketahui, surat
ini juga memberikan petunjuk akan kebenaran janji Allah SWT kepada hamba-hambaNya
yang ingin berubah dalam kehidupan, serta isyarat akan tibanya ajal Rasulullah SAW.
Beliau
akan wafat, sehingga sahabat yang tahu seperti Abu Bakar ra dan Fatimah ra menangis
karenanya. Peristiwa ini seharusnya dapat kita jadikan pelajaran
untuk konsisten dan selalu berjuang dalam hidunya sesuai potensi yang
dimilikinya, dan jangan sampai dalam hidup ini tidak punya nilai-nilai
perjuangan.
Sekian sedikit pencerahan dari Surat
An Nashr ini, Semoga semakin menguatkan harapan kita mendapatkan pertolongan
Allah SWT Wallahu a’lam bish shawab.

Tidak ada komentar: