Hadits ke-2 dari 113, BAB 12. ANJURAN MENINGKATKAN KEBAIKAN DI AKHIR USIA, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
Hadits ke-2 dari 113, BAB 12. ANJURAN MENINGKATKAN KEBAIKAN DI AKHIR USIA, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
113. Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, Suatu ketika Umar mengajakku masuk berkumpul bersama para syaikh pemuka-pemuka Badar, dan sepertinya, sebagian dari mereka memendam sesuatu pada dirinya. Maka salah seorang dari mereka pun bertanya, "Kenapa Anda mengikutsertakan anak ini bersama kami, padahal kami juga memiliki anak-anak yang sebaya dengannya?" Maka Umar pun berkata, "Sesungguhnya anak itu mempunyai kecerdasan tersendiri seperti yang telah kalian kenal." Kemudian pada suatu hari, Umar memangil saya dan mengingutsertakannya bersama mereka. Ibnu Abbas berkata, Aku tahu, bahwa tidak ada maksud lain Umar memanggilku, kecuali untuk memperlihatkan aku pada mereka. Umar berkata, "Bagaimanakah pendapat kalian berkenaan dengan ayat ini: 'IDZAA JAA`A NASHRULLAHI WAL FATH.'" Maka sebagian dari mereka berkata, "Kita diperintahkan untuk memuji Allah dan meminta maghfirah-Nya, yakni ketika kita diberi pertolongan dan diberi kemenangan." Lalu sebagian yang lain diam tak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, Umar bertanya padaku (Ibnu Abbas), "Apakah seperti itu juga pendapatmu wahai Ibnu Abbas?" Aku menjawab, "Tidak." Umar bertanya lagi, "Lalu bagaimanakah pendapatmu?" Aku menjawab, "Hal itu terkait dengan ajal Rasulullah SAW, Allah telah memberitahukan padanya. Firman Allah: 'IDZAA JAA`A NASHRULLAHI WAL FATH.' Itu adalah alamat akan ajalmu. 'FASABBIH BIHAMDI RABBIKA WAS TAGHFIRHU INNAHU KAANA TAWWAABAA (Karena itu, sucikanlah Rabbu dengan memuji-Nya. Dan mintalah ampunan dari-Nya, sesungguhnya Dia Maha Menerima tobat).'" Lalu Umar berkata, "Tidak ada jawaban yang lebih tepat, kecuali apa yang telah kamu katakan." HR. Bukhari
HR. Bukhari fii tafsiiri ( Fii tafsiiri surah: Idza jaa a nasrullahi) wa fil anbiya (Bab 'alamatun nubuwwah fiil islam) wa Tarmidzi fii tafsiir (Bab Tafsiru suratul fathi) Raqm 3359.
Lughatul Hadits:
-Asy yaakh: seseorang dari kumpulan orang tua, maksudnya adalah yang sudah berumur dari kalangan sahabat badar. Mereka adalah para Sahabat yang utama dan mulia.
-Wajada: Marah
-Yadkhulu: (ikut hadir) bersama kami dalam musyawarah yang penting, yaitu ikut sertanya Ibnu Abbas bersama para pembesar/sesepuh, karena tingginya pemahaman ilmu yang dimiliki.
-min haiysu 'alimtum: berasal/tumbuh dari rumah nubuwwah (Nabi SAW) dan sumbernya ilmu.
- 'alamatu 'ajalik: dekatnya waktu kematian
Faidah Hadits:
- Perintah memperbanyak istighfar/mohon ampun sebagai pengingat dekatnya kematian, karena (kematian)lah pada akhirnya.
- Majunya (prestasi) seseorang atas lainnya karena Kebagusan pemahamannya dan luasnya keilmuannya.
-keutamaan sahabat Abdullah bin Abbas dan fahamnya tentang kandungan kitabullah/Al-Qur'an sehingga disebut dengan penafsir Al-Qur'an.
- Keutamaan ilmu dan orang berilmu

Tidak ada komentar: